Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/01/2021, 18:31 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banjarnegara Agung Yusianto mengatakan, jumlah kunjungan wisatawan ke Dieng terjun bebas selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

“Perubahan sangat drastis. Ketika sebelum PPKM itu kalau di akhir pekan, kurang lebih di atas 2.000 (kunjungan). Itu kalau setelah PPKM di bawah 1.000 (kunjungan),” kata Agung saat dihubungi Kompas.com, Senin (25/1/2021).

Jumlah tersebut adalah jumlah rata-rata kunjungan wisatawan yang tercatat ke seluruh kawasan wisata di Dieng pada akhir pekan selama masa PPKM jilid pertama, 11–25 Januari 2021.

Baca juga: 6 Telaga di Dieng, Cocok untuk Wisata Usai Dieng Culture Festival

“Itu rata untuk semua di Dieng. Rata di tempat wisata karena lokasi berdekatan. Jadi secara kunjungannya, rata-rata seperti itu di akhir pekan. Penurunannya sangat besar sekali,” ujar Agung.

Jumlah tersebut makin kecil saja di hari-hari biasa. Menurut Agung, jumlah kunjungan ke Dieng saat hari-hari biasa, di luar akhir pekan, per harinya hanya mencapai 200-300 orang.

Agung memprediksi, keadaan ini akan terus berlangsung seiring adanya keputusan perpanjangan PPKM, yakni 26 Januari–8 Februari 2021.

“Saya kira relatif sama. Seperti yang sudah saya sampaikan, kunjungan wisata di Dieng ini didominasi dari wilayah Pantura, wilayah Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Jadi pengaruhnya sudah bisa kita prediksi,” jelas Agung.

Didominasi wisatawan lokal

Dampak lainnya dari pemberlakuan PPKM adalah para pengunjung yang datang ke Dieng cenderung didominasi wisatawan lokal.

Telaga Merdada di Dieng, Jawa Tengah.shutterstock/Akhmad Dody Firmansyah Telaga Merdada di Dieng, Jawa Tengah.

Wisatawan lokal maksudnya adalah wisatawan yang berasal dari daerah Banjarnegara dan sekitarnya. Paling jauh mungkin berasal dari Batang, Pekalongan, dan Wonosobo.

“Itu bisa dilihat dari alat transportasi yang dibawa oleh wisatawan itu. Didominasi oleh roda dua sepeda motor. Kalau sebelum PPKM, didominasi roda empat,” imbuh Agung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com