Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Merapi Sempat Meletus Cukup Besar, Wisata Jeep Lava Tour Masih Beroperasi

Kompas.com - 02/02/2021, 17:05 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Gunung Merapi sempat meletus cukup besar dengan menyemburkan awan panas sejauh 600 meter ke arah barat daya pada Minggu (31/1/2021).

Meski begitu, pengelola Jeep Wisata TLCM Bima Wisnuaji mengatakan bahwa jasa wisata jeep lava tour di Gunung Merapi masih tetap beroperasi.

“Jeep tetap beroperasi jika ada tamu. Tapi saat ini sepi tidak ada pengunjung karena PSBB,” kata dia kepada Kompas.com, Selasa (2/2/2021).

Baca juga: Omah Kita Selo, Penginapan dengan Pemandangan Gunung Merapi

Terkait rute perjalanan, rute Bunker Kaliadem dan Bekas Rumah Mbah Maridjan masih dihilangkan karena wilayah termasuk zona merah.

Adapun, wilayah yang masuk dalam zona merah masih berjarak sekitar 5 kilometer (km) dari puncak Gunung Merapi.

“Hilangnya rute berkaitan dengan status Gunung Merapi. Jika sudah turun, maka akan dibuka,” ujar dia.

Saat ini, pihak Bima menawarkan Short Trip dengan durasi perjalanan 1-1,5 jam dan Medium Trip dengan durasi perjalanan 2-3 jam.

Baca juga: Wisata De Mangol di Gunungkidul, Bisa Lihat Gunung Merapi

Bagi wisatawan yang ingin memakai jasa wisata jeep lava tour di Gunung Merapi, mereka tidak perlu khawatir karena pengelola telah menyiapkan sejumlah langkah mitigasi.

“Di atas perbatasan jarak aman sudah dijaga Basarnas dan kawan-kawan. Lalu kami semua pengemudi memakai handy talky untuk memantau kegempaan di Gunung Merapi,” kata Bima.

Selain itu jalur wisata jeep merupakan jalur yang digunakan untuk evakuasi sekiranya terjadi hal yang tidak diinginkan terkait Gunung Merapi.

Sebelumnya, pihak Bima akan memberikan fasilitas masker gratis bagi para tamu untuk perjalanan wisata jeep. Namun saat ini hal tersebut tidak ada karena situasi pandemi Covid-19 yang mewajibkan semua orang memakai masker.

Gunung Merapi menggeliat kembali

Berdasarkan pemberitaan Kompas.com, Minggu, terjadi satu kali awan panas guguran di Gunung Merapi pukul 12.00-18.00 WIB.

Baca juga: 6 Tempat untuk Menikmati Suasana Gunung Merapi

Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida dalam laporan aktivitas Gunung Merapi periode pengamatan pukul 12.00-18.00 WIB, Minggu.

Berdasarkan data yang diperoleh, awan panas guguran tercatat disesimogram dengan amplitudo 25 mm dengan durasi awan panas guguran 61,24 detik.

Luncuran awan panas guguran Gunung Merapi yang terjadi 27 Januari 2021 sekitar pukul 13.30 WIB terpantau dari Ngrangkah, Umbulharjo, Cangkringan, SlemanKOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA Luncuran awan panas guguran Gunung Merapi yang terjadi 27 Januari 2021 sekitar pukul 13.30 WIB terpantau dari Ngrangkah, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman

“Estimasi jarak luncur 600 meter ke arah barat daya, hulu Kali Krasak dan Kali Boyong,” ujarnya.

Hingga saat ini, status Gunung Merapi masih sama dengan status yang diberikan pada November 2020 yaitu Level III atau siaga.

Baca juga: Memandang Gagahnya Merapi dari Air Terjun Kedung Kayang Magelang

Hanik mengimbau agar masyarakat tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya, serta waspada akan bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.

Pelaku wisata direkomendasikan untuk tidak melakukan kegiatan pada daerah potensi bahaya dan bukaan kawah sejauh 5 km dari puncak Gunung Merapi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Waktu Terbaik Berkunjung ke Vietnam Berdasarkan Musim

Waktu Terbaik Berkunjung ke Vietnam Berdasarkan Musim

Travel Tips
Swiss-Belhotel International Rebranding Swiss-Belcourt Serpong Tangsel

Swiss-Belhotel International Rebranding Swiss-Belcourt Serpong Tangsel

Hotel Story
 'Dubai, Anda Siap?': Kampanye Terbaru Dubai untuk Wisatawan Indonesia 

"Dubai, Anda Siap?": Kampanye Terbaru Dubai untuk Wisatawan Indonesia 

Travel Update
Rute Menuju ke Arjasari Rock Hill Bandung

Rute Menuju ke Arjasari Rock Hill Bandung

Jalan Jalan
Wisman Asal Singapura Dominasi Kunjungan di Kepulauan Riau Maret 2024

Wisman Asal Singapura Dominasi Kunjungan di Kepulauan Riau Maret 2024

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Jam Buka di Arjasari Rock Hill

Harga Tiket Masuk dan Jam Buka di Arjasari Rock Hill

Jalan Jalan
Harga Tiket Masuk Candi Prambanan 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Candi Prambanan 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Update
Sederet Aktivitas Outdoor di Arjasari Rock Hill Bandung

Sederet Aktivitas Outdoor di Arjasari Rock Hill Bandung

Jalan Jalan
Suhu Panas Ekstrem di Thailand, Buat Rel Kereta Api Bengkok

Suhu Panas Ekstrem di Thailand, Buat Rel Kereta Api Bengkok

Travel Update
Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Jalan Jalan
Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Jalan Jalan
5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

Travel Update
[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

Travel Update
8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com