Pasalnya, pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi sektor ekraf. Khususnya subsektor ekraf yang sangat bergantung dengan kedatangan orang.
Beberapa subsektor ekraf yang bisa mengandalkan digitalisasi di masa pandemi ini, sambung Hari, masih cukup bisa bertahan dengan baik.
Hari menyebut total ada 17 subsektor di ekraf, di antaranya adalah aplikasi, game, arsitektur, desain interior, desain visual, desain komunikasi publik, musik, film, fashion, seni rupa, seni pertunjukkan, dan masih banyak lagi.
Baca juga: Dana Hibah Pariwisata Gianyar Sekitar Rp 135 Miliar, 70 Persen untuk Hotel dan Restoran
“Namun ada beberapa subsektor yang sebenarnya tidak harus dengan revenue orang tapi juga jualan digital. Contoh, ini peningkatan penjualan kuliner selama pandemi tetep naik. Ini berlaku bagi mereka yang mau shift dari restoran ke delivery. Termasuk juga kerajinan, tenun, batik, yang jadi fashion, tas,” terang Hari.
Tak itu saja, beberapa aktivitas wisata juga mungkin akan melibatkan aplikasi digital buatan anak bangsa.
Ia mengungkapkan rencana penggunaan aplikasi augmented reality untuk para wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur.
Nantinya, para wisatawan tidak akan lagi diperbolehkan untuk naik ke stupa candi. Mereka hanya bisa berwisata di area taman candi. Bagian dalam candi hanya bisa diakses dengan menggunakan aplikasi augmented reality.
“Pakai handphone di dalamnya ada apa. Mungkin yang kalau kita waktu dulu datang fisik kita enggak tahu di dalamnya ada cerita apa. Pakai augmented reality kita merasakan tiga dimensi di dalam dan ada ceritanya. Dengan harapan ini, ekraf akan bangkit duluan,” tegas Hari.
Sementara itu khusus untuk pelaku ekraf yang sulit untuk berkembang dengan cara digital, Kemenparekraf berusaha membantu mereka dengan cara lain.
Salah satunya adalah melalui pembangunan creative hub yang dilakukan di destinasi super prioritas seperti Mandalika, Borobudur, dan Likupang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.