Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Baik, Pelaku Pariwisata Akan Dapat Stimulus Lagi

Kompas.com - 30/03/2021, 15:03 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, pihaknya akan melakukan langkah mitigasi dampak pandemi Covid-19 kepada pelaku pariwisata berupa pemberian stimulus.

“Stimulus akan dijalankan tahun ini dengan cakupan yang lebih luas dan jumlah yang lebih besar,” kata dia dalam Weekly Press Brief di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (29/3/2021).

Namun, Sandiaga belum memberi informasi lebih lanjut soal kapan stimulus akan diberikan dan berapa banyak jumlahnya untuk masing-masing sektor dalam industri pariwisata.

Baca juga: Persiapan Indonesia Terima Turis Asing Juli 2021, Zona Hijau hingga Travel Corridor

Akan tetapi, mengutip Kontan, Rabu (10/3/2021), disebutkan bahwa Sandiaga akan menyalurkan dana sekitar Rp 100 miliar untuk mempercepat pemulihan industri pariwisata.

“Ini menjadi salah satu kebijakan bidang ekonomi kreatif untuk merespons pandemi Covid-19. Kami targetkan penyaluran ini Rp 100 miliar di tahun ini,” ujar dia, dilansir dari Kontan.

Menurut informasi dalam pemberitaan tersebut, stimulus juga akan difokuskan untuk beberapa subsektor, yakni kuliner, fesyen, kriya, aplikasi, pengembangan permainan, film, animasi dan video, serta desa wisata.

Menparekraf Sandiaga Uno dalam Weekly Press Briefing di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (29/3/2021).kompas.com / Nabilla Ramadhian Menparekraf Sandiaga Uno dalam Weekly Press Briefing di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (29/3/2021).

Sandiaga melanjutkan, proses penyaluran dana nantinya akan dilakukan dengan cara matchmaking (temu bisnis) yang mempertemukan para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Penyaluran ini juga menggunakan alternatif sumber pembiayaan dari lembaga keuangan seperti perbankan dan non-perbankan agar pelaku usaha bisa memperoleh pembiayaan untuk kembangkan usahanya,” jelas dia.

Sebelumnya, dalam pemberitaan Kompas.com pada Oktober 2020, disebutkan bahwa dalam stimulus atau dana hibah pariwisata sebesar Rp 3,3 triliun, 70 persen diberikan untuk pelaku usaha hotel dan restoran.

Dana tersebut dapat digunakan untuk menjalankan operasional sehari-hari, serta menerapkan protokol kesehatan CHSE. Sementara 30 persen lainnya akan diberikan kepada pemerintah daerah (Pemda).

Baca juga: Homestay di Balkondes Karangrejo, Borobudur Disebut Sandiaga Terbaik di Dunia, Seperti Apa?

Meski pemberian dana hibah pariwisata dianggap sebagai angin segar, Sekretaris Jenderal Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Pauline Suharno mengatakan hal lain kepada Kompas.com dalam podcast TravelCast pada Oktober 2020.

Menurut dia, pengusaha pariwisata bukan hanya hotel dan restoran saja ketika menanggapi penggelontoran dana hibah.

“Ada travel agent, transportasi, pemandu wisata, dan sopir angkutan wisata. Itu semua sektor terdampak,” ujar dia.

Sikapi prediksi UNWTO soal pariwisata dunia pulih 2022

Pada kesempatan yang sama, Menparekraf Sandiaga Uno juga memberi tanggapan soal prediksi UN World Tourism Organization (UNWTO) tentang pariwisata dunia yang akan pulih pada 2022.

Menurutnya, protokol kesehatan merupakan kunci utama jika Indonesia ingin pulih pariwisatanya sesuai dengan prediksi tersebut.

Baca juga: Aturan Perjalanan Jalur Darat Terbaru, Berlaku Mulai 1 April 2021

“Karenanya, Kemenparekraf kembali menjalankan sertifikasi CHSE dengan gratis dan diperluas jangkauannya,” tuturnya.

Selanjutnya, pihak Kemenparekraf juga dikatakan tengah memperluas jangkauannya dengan memberikan program inkubasi sekaligus edukasi untuk persiapan pariwisata dan ekonomi kreatif yang lebih berkualitas.

Ilustrasi wisatawan mancanegara di Indonesia.Dokumentasi Biro Komunikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ilustrasi wisatawan mancanegara di Indonesia.

Sertifikasi CHSE adalah sertifikasi protokol kesehatan dari Kemenparekraf yang menandakan bahwa sebuah obyek atau atraksi wisata sudah menerapkan protokol kesehatan sesuai standar.

Sebagai contoh, hingga 27 Desember 2020, Kompas.com memberitakan bahwa sebanyak 523 usaha pariwisata di Jawa Barat telah tersertifikasi CHSE.

Selanjutnya, menurut data dari Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Putu Astawa pada Minggu (28/3/2021), sebanyak 975 pelaku pariwisata di sana sudah disertifikasi CHSE oleh pemerintah provinsi (pemprov) dan pemerintah kabupaten (pemkab).

Baca juga: Mau Liburan ke Samosir? Ini Panduan Jalur Masuk dan Kendaraan ke Sana

Adapun sertifikasi CHSE sudah diberikan kepada pelaku pariwisata di Pulau Dewata, mulai dari hotel, restoran, transportasi, hingga obyek wisata.

“Dari pemerintah pusat ada 800-an. Tapi di antara 800-an, ada yang beririsan dengan yang sudah diberikan (pemprov dan pemkab). Lebih dari seribuan yang diberikan sertifikasi CHSE sudah siap (protokol kesehatan),” ujarnya.

Vaksinasi Covid-19

Selain program sertifikasi CHSE guna memastikan bahwa para pelaku pariwisata di Nusantara telah menerapkan protokol kesehatan sesuai standar, ada juga program vaksinasi bagi pelaku pariwisata.

“Vaksin pariwista dan ekonomi kreatif juga dilakukan sebagai persyaratan untuk dibuka kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” jelas Sandiaga.

Mengutip informasi dalam Kompas.com, Jumat (12/3/2021), pada Kamis (11/3/2021) sudah tercatat ada 3.696.059 pelaku pariwisata mendapat dosis pertama vaksin Covid-19, dan 1.295.615 orang sudah mendapat dosis kedua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com