Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catatan Pendaki Pemula ke Gunung Parang di Purwakarta, Bagian 1

Kompas.com - 14/09/2021, 07:07 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

  • Medan mulai terasa berat

Sebelumnya, Kompas.com tidak pernah mendaki gunung hingga mencapai puncak. Alhasil, medan yang menunggu setelah saung kedua dirasa cukup menantang. Rute pendakian mulai memasuki hutan lagi.

Baca juga: 4 Wisata Museum di Purwakarta dengan Teknologi Terkini

Jalur sudah bukan tanah berbatu, melainkan tumpukan batu di tengah hutan. Di sisi kanan jalur, terdapat tumpukan kayu yang digunakan sebagai pegangan tangan.

Kemiringan jalur ini cukup menantang. Jika diibaratkan, dengkul kaki saat menanjak hampir menyentuh dada. Meski jalur berbatu, pendaki tetap harus berhati-hati lantaran ada beberapa spot yang dipenuhi lumut, sehingga membuat pijakan licin.

Pemandangan Gunung Parang di jalur pendakian via Pesanggrahan di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (13/6/2021).kompas.com / Nabilla Ramadhian Pemandangan Gunung Parang di jalur pendakian via Pesanggrahan di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (13/6/2021).

Jalur batu berlumut tersebut mulai diganti jalur batu berumput. Pegangan kayu pun tergantikan oleh banyak batang pohon, akar, dan semak belukar.

Pada saat itu, kami tidak terlalu terburu-buru dalam mendaki. Sebagian memilih untuk duduk sebentar di bebatuan besar di pinggir jalur.

Baca juga: 4 Wisata Alam Purwakarta, Cocok untuk Liburan Akhir Pekan

Setelah trekking dari basecamp sambil curi-curi waktu untuk istirahat sejenak, kami akhirnya tiba di Pos 1 Gunung Parang pukul 07.09 WIB.

Jika dihitung dari waktu dimulainya pendakian pada 06.40 WIB, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai pos 1 lebih kurang 20 menit.

Pos pendakian ini terbilang cukup unik. Sebab, di sini terdapat dua rumah pohon yang menempel pada akar pohon raksasa.

Baca juga: 4 Curug di Purwakarta, Pas untuk Melepas Penat

Tinggi rumah pohon pertama dari tanah sekitar 3-4 meter. Beda tinggi rumah pohon kedua dari rumah pohon pertama adalah sekitar 2-3 meter.

Di dekat tangga menuju rumah pohon pertama, terdapat papan petunjuk bertuliskan “Pos 1”. Jika ingin foto di sini, kamu harus menerobos semak belukar dan batu berlumut terlebih dahulu.

Dua rumah pohon yang terletak di Pos 1 jalur pendakian Gunung Parang via Pesanggrahan di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (13/6/2021).kompas.com / Nabilla Ramadhian Dua rumah pohon yang terletak di Pos 1 jalur pendakian Gunung Parang via Pesanggrahan di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (13/6/2021).

Selain rumah pohon dan papan petunjuk, spot foto lain yang ada di jalur ini adalah “terowongan” ranting pohon yang dapat dikatakan sebagai “pintu” menuju jalur selanjutnya.

Kami memutuskan untuk istirahat sekitar 5 menit sambil berfoto-foto. Dari tempat duduk yang ada di dekat tangga rumah pohon terlihat pemandangan alam yang memukau. Kami memulai pendakian pukul 07:15 WIB.

Baca juga: Libur Akhir Tahun Dipangkas, Contek Itinerary Roadtrip ke Bogor, Purwakarta, Bandung

  • Kaki mulai gempor

Meski terbiasa jalan kaki ke sana kemari, serta tidak pernah absen dari kegiatan trekking, medan menuju puncak Gunung Parang ternyata cukup membuat kaki gempor.

Kemiringan jalur sudah mulai lebih ekstrem dari sebelumnya. Kondisi jalur yang ditempuh merupakan jalur “basah” yang dipenuhi batu berlumut, rerumputan basah dari embun, dan ranting pohon yang berjatuhan.

Baca juga: 4 Wisata Instagramable di Purwakarta, Pas untuk Hunting Foto

Akar pohon pun sudah mulai sering kami gunakan untuk membantu pendakian, serta menopang berat tubuh saat kami istirahat sejenak.

Walau jalur pendakian mulai terasa melelahkan, asrinya kawasan hutan dan sejuknya udara di Gunung Parang memudahkan pendaki untuk melupakan rasa lelah mereka.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com