Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/10/2021, 18:39 WIB
Markus Yuwono,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Pariwisata Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mengidentifikasi tempat wisata yang masih kesulitan sinyal telekomunikasi.

Identifikasi ini berkaitan dengan jika nantinya ada pelaksanaan uji coba penggunaan aplikasi PeduliLindungi untuk pengunjung.

Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul Harry Sukmono mengatakan, pihaknya melakukan identifikasi terkait kawasan wisata yang kesulitan sinyal atau blank spot. Sebagian besar berada di kawasan pantai.

Adapun sisi timur yang masuk area blank spot, di antaranya Pantai Wediombo, Kawasan Gunung Batur, Watulumbung, dan Siung. Sedangkan di sisi barat meliputi Pantai Ngedan, Gesing, Kesirat, dan Grigak.

Baca juga:

Sementara untuk kawasan non-pantai yang sinyal telekomunikasinya tidak stabil, salah satunya berada di kawasan wisata Klayar di Kalurahan Kedungpoh, Nglipar. Di kawasan Klayar sinyalnya tidak stabil sehingga membutuhkan penguat sinyal.

"Secara keseluruhan yang susah sinyal paling banyak di kawasan pantai," kata Harry saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon, Jumat (8/10/2021).

Ia melanjutkan, agar uji coba pembukaan tempat wisata berjalan lancar karena membutuhkan akses ke aplikasi PeduliLindungi, perlu ada koordinasi dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) untuk mengantisipasi kesulitan sinyal.

"Harus jadi perhatian karena akses aplikasi membutuhkan sinyal jaringan telekomunikasi," kata dia.

Pesona Pantai Gesing di Gunungkidul, Yogyakarta. Tribun Jogja/Santo Ari Pesona Pantai Gesing di Gunungkidul, Yogyakarta.

Sementara Kepala Diskominfo Gunungkidul Wahyu Nugroho mengatakan, masih ada kendala sinyal karena kawasan Gunungkidul geografisnya berbukit. Terutama kawasan wisata di pantai, masih ada beberapa yang tidak terjangkau sinyal.

Di kawasan Pantai Wediombo di Kalurahan Jepitu, Kapanewon Girisubo, banyak warga dan pelaku wisata mengaku kesulitan sinyal telekomunikasi.

Padahal jika nantinya kawasan wisata tersebut diuji coba, pengunjung harus memindai kode QR aplikasi PeduliLindungi.

"Rata-rata di Gunungkidul kendalanya seperti itu, lebih disebabkan kondisi geografisnya," kata Wahyu.

Baca juga:

Untuk itu, kata Wahyu, pihaknya berusaha mengatasi kesulitan tersebut. Apalagi ke depannya pengunjung kawasan wisata harus menggunakan aplikasi tersebut.

Menurutnya, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan mencoba meningkatkan ketinggian menara pemancar. Namun, ternyata ada batas ketinggian maksimal yang harus diikuti.

Usaha yang lain, dengan menggunakan kabel fiber optic yang ditarik ke wilayah kawasan Jepitu.

Kendati demikian, anggarannya cukup besar, dan pihaknya berencana berkoordinasi dengan Diskominfo Provinsi dan pihak swasta melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).

"Kalau ada pembiayaan di 2022 mendatang serta dukungan program CSR dari swasta, mungkin itu bisa dilakukan," kata Wahyu. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Harga Tiket dan Jam Buka Rumah Hantu Lawang Sukmo dan Zombieverse Solo

Harga Tiket dan Jam Buka Rumah Hantu Lawang Sukmo dan Zombieverse Solo

Jalan Jalan
7 Tempat Wisata untuk Rayakan Tahun Baru 2024 di Jakarta

7 Tempat Wisata untuk Rayakan Tahun Baru 2024 di Jakarta

Jalan Jalan
Langkah THE 1O1 Hotels & Resorts Semakin Serius Jadi Green Hotel

Langkah THE 1O1 Hotels & Resorts Semakin Serius Jadi Green Hotel

Hotel Story
Turis Malaysia Masih Dominasi Kunjungan ke Aceh pada Oktober 2023

Turis Malaysia Masih Dominasi Kunjungan ke Aceh pada Oktober 2023

Travel Update
Libur Akhir Tahun, Gunungkidul Targetkan PAD Rp 2,5 Miliar

Libur Akhir Tahun, Gunungkidul Targetkan PAD Rp 2,5 Miliar

Travel Update
Hotel Angker di Solo Jadi Rumah Hantu Terbesar di Indonesia 

Hotel Angker di Solo Jadi Rumah Hantu Terbesar di Indonesia 

Jalan Jalan
Kabupaten Semarang Punya Banyak Potensi Wisata, tapi Belum Dioptimalkan

Kabupaten Semarang Punya Banyak Potensi Wisata, tapi Belum Dioptimalkan

Travel Update
Dana Kepariwisataan Ditargetkan Beroperasi pada Pertengahan 2024

Dana Kepariwisataan Ditargetkan Beroperasi pada Pertengahan 2024

Travel Update
Malaysia Masih Urutan 1 Negara Penyumbang Wisman Terbanyak ke Indonesia

Malaysia Masih Urutan 1 Negara Penyumbang Wisman Terbanyak ke Indonesia

Travel Update
Legenda Bukit Batu Garudo di Pesisir Selatan, Konon dari Burung Garuda yang Mati

Legenda Bukit Batu Garudo di Pesisir Selatan, Konon dari Burung Garuda yang Mati

Travel Update
Harga Tiket DTW Ulun Danu Beratan Naik mulai 1 Januari 2024

Harga Tiket DTW Ulun Danu Beratan Naik mulai 1 Januari 2024

Travel Update
Indahnya Panorama bagai Surga di Puncak Bukit Batu Garudo, Pesisir Selatan

Indahnya Panorama bagai Surga di Puncak Bukit Batu Garudo, Pesisir Selatan

Jalan Jalan
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Solo PP Desember 2023, mulai Rp 746.000

Harga Tiket Pesawat Jakarta-Solo PP Desember 2023, mulai Rp 746.000

Travel Update
Rute ke Jembatan Akar di Sayegan, Sekitar 30 Menit dari Tugu Jogja

Rute ke Jembatan Akar di Sayegan, Sekitar 30 Menit dari Tugu Jogja

Travel Tips
Sunrise Hill Bandungan: Harga Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik 

Sunrise Hill Bandungan: Harga Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik 

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com