KOMPAS.com – Desa Wisata Arborek di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, kerap dikunjungi wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatawan mancanegara (wisman) sebelum pandemi Covid-19.
Ketua Pokdarwis Desa Wisata Arborek bernama Ronald Mambrasar mengatakan, hal ini sempat membuat beberapa terumbu karang di perairan sekitar desa menjadi rusak.
Baca juga: Arborek, Desa Wisata di Raja Ampat yang Punya Ikon Tersendiri
“Justru mereka yang bikin banyak terumbu karang rusak karena saat menyelam, banyak yang belum bisa kontrol keseimbangan,” kata dia kepada Kompas.com di Desa Wisata Arborek, Kabupaten Raja Ampat, Rabu (27/10/2021).
Ronald melanjutkan, wisatawan yang snorkeling tetapi tidak bisa menjaga keseimbangan kerap menggunakan terumbu karang sebagai tumpuan kaki.
Baca juga: Menengok Keindahan Piaynemo Raja Ampat yang Kini Sepi Turis
Hal ini membuat terumbu karang di Desa Arborek menjadi rusak setelah sebelumnya dalam keadaan sehat.
“Saat Covid, banyak terumbu karang yang tumbuh lagi. Adanya pandemi ini, plusnya ada di sisi alam. Tapi minusnya di sisi ekonomi yang menjadi minus. Tujuan kita selama Covid ini, karena tidak ada tamu, kita tanam kembali terumbu karang,” jelasnya.
Selama pandemi hingga saat ini, ujar Ronald, pihaknya tengah berfokus dalam menanam terumbu karang sembari menunggu kunjungan wisman dan wisnus ke Pulau Arborek.
Baca juga: 6 Kegiatan Wisata di Piaynemo, Puas Lihat Gugusan Pulau khas Raja Ampat
Berdasarkan pantauannya pada saat itu, Ronald mengungkapkan bahwa sudah ada beberapa terumbu karang yang berhasil tumbuh dengan sehat.
Ke depannya, dia mengatakan, pihaknya akan menaruh orang di sekitar dermaga untuk mengontrol wisatawan yang snorkeling agar tertib dan mematuhi aturan. Hal ini supaya terumbu karang tetap terjaga.
Baca juga: Telaga Bintang Raja Ampat, Laguna Unik yang Dilihat dari Bukit Karang
“Sebelum pandemi, sehari di Arborek ada kapal sekitar 50 di dermaga. Jumlah ini bukan dalam sekali masuk, tapi tapi keluar dan masuk. Pokoknya per hari paling sedikit 50 kapal, dengan jumlah orang di atas kapal paling sedikit 10 orang,” tutup Ronald.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.