Proses pembuatan kain tenun gringsing khas Desa Wisata Tenganan menggunakan teknik ikat ganda yang rumit.
Dibutuhkan waktu rata-rata dua sampai lima tahun untuk menyelesaikan satu kain tenun.
Selain itu, dalam proses pewarnaannya, kain gringsing tidak bisa menghasilkan warna pekat dan tahan lama jika tidak menggunakan pewarna yang dihasilkan oleh minyak kemiri.
Lantaran prosesnya yang rumit dan butuh waktu lama, harga kain tenun gringsing dibanderol cukup tinggi.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan, pihaknya akan berupaya mengukuhkan kain tenun gringsing sebagai Warisan Budaya Tak Benda atau Intangible Cultural Heritage dalam dalam Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-bangsa (UNESCO).
Upaya tersebut dilakukan karena kain tenun gringsing merupakan tenun ikat ganda satu-satunya di Indonesia yang memiliki nilai tinggi.
Baca juga: Jelang Pembukaan Wisata Bali untuk Wisman, Demer: Pelaku Pariwisata Harus Beradaptasi
Itulah tiga daya tarik Desa Wisata Tenganan yang masih kental dengan warisan budaya asli Bali.
Jika tertarik untuk berkunjung, Anda harus selalu menerapkan protokol kesehatan (prokes) 6M sesuai aturan pemerintah demi meminimalkan risiko penularan Covid-19.
Prokes 6M dilakukan dengan selalu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun atau membersihkan tangan dengan hand sanitizer, menjaga jarak, menjauhi dan mencegah kerumunan, serta menghindari makan bersama.
Informasi lebih lanjut dapat mengunjungi laman www.indonesia.travel, akun Instagram @pesonaid_travel, atau Facebook Pesonaid_Travel.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.