Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Kalender China dan Hijriah yang Sama-sama Berbasis Bulan

Kompas.com - 01/02/2022, 11:36 WIB
Ulfa Arieza ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Hari ini, masyarakat Tionghoa tengah memperingati Tahun Baru Imlek 2573 Kongzili. Perayaan Imlek merupakan hari pertama bulan pertama pada penanggalan China, kerap disebut kalender lunar atau bulan.

Astronom amatir Marufin Sudibyo mengatakan, penanggalan China berdasarkan pergerakan bulan bulan dalam mengelilingi bumi.

Pergerakan tersebut menghasillkan periode revolusi, yakni waktu yang dibutuhkan bulan guna mengelilingi bumi dalam sekali putaran dan bergantung kepada titik referensi yang digunakan.

Dalam hal penanggalan berbasis pergerakan bulan atau biasa disebut kala candra (lunar), referensi yang digunakan adalah konjungsi bulan-matahari.

Baca juga: Sejarah dan Makna Lampion Saat Imlek, Lebih dari Sekadar Hiasan

Konjungsi bulan-matahai merupakat kedudukan matahari dan bulan tepat segaris atau dalam sebuah garis bujur ekliptika yang sama.

Kala candra (kalender lunar) selalu berdasarkan atas periode sinodis bulan, yakni waktu yang dibutuhkan dalam perjalanan bulan dari suatu konjungsi bulan-matahari ke konjungsi bulan-matahari berikutnya yang berurutan,” kata kepada Kompas.com, Selasa (01/02/2022).

Periode sinodis bulan adalah 29 hari 12 jam 44 menit secara rata-rata yang lantas dibulatkan menjadi 29,5 hari. Nilai inilah yang menjadi dasar untuk menyatakan banyaknya hari dalam sebulan kalender lunar adalah 29 atau 30 hari.

Namun, tahukah kamu ada kalender lain yang juga menggunakan dasar pergerakan bulan bulan dalam mengelilingi bumi? Jawabannya adalah kalender Hijriah, atau kalender qamariah dalam Bahasa Arab yang berarti bulan.

Baca juga: Jam Buka dan Harga Tiket Sam Poo Kong Saat Hari Biasa dan Imlek

Lalu, apabila sama-sama berdasarkan bulan mengapa tahun baru kalender China dan Hijriah berbeda? Tahun 2022 saja misalnya, Tahun Baru Imlek jatuh pada Selasa (01/02/2022). Sedangkan tahun baru Hijriah pada Jumat (29/07/2022).

Dengan kata lain, tahun baru kedua kalender yang sama-sama berbasis periode sinodis bulan itu terpaut hingga enam bulan.

Beda kalender China dan Hijriah

Marufin mengatakan, ada perbedaan mendasar antara penanggalan China dan Hijriah.

“Meskipun sama-sama berbasis pergerakan Bulan, namun ada perbedaan mendasar antara penanggalan China dan Hijriah,” ujarnya.

Kalender Hijriah

Pada kalender Hijriah, lanjut Marufin, murni berdasarkan gerak bulan semata. Jumlah bulan dalam setahun juga dipatok tetap, yakni 12 bulan.

Kerangka konseptual kedudukan Bulan pasca konjungsi Bulan?Matahari dari sudut pandang rukyatul hilal beserta usulan nama zona dan implementasinya dalam awal bulan Hijriyyah.dok. LFNU, 2021 Kerangka konseptual kedudukan Bulan pasca konjungsi Bulan?Matahari dari sudut pandang rukyatul hilal beserta usulan nama zona dan implementasinya dalam awal bulan Hijriyyah.

Jadi, jumlah hari dalam setahun akan bervariasi antara 354 hari (tahun biasa) hingga 355 hari (tahun kabisat). Konsekuensinya, kata dia, bulan-bulan Hijriah akan selalu jatuh pada kedudukan matahari yang berbeda-beda dalam siklus 33 tahun-an Hijriah.

Jadi, apabila dibandingkan dengan bulan-bulan dalam penanggalan Gregorian atau Masehi, bulan-bulan Hijriah selalu bergeser secara konsisten. Selisih 11 hingga 12 hari antara tahun Hijriah dan tahun Masehi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com