Sebagai sirkuit bertaraf internasional, MGPA juga memasukkan aksen lokal di permukaan lintasan Sirkuit Mandalika, yaitu Subahnale yang merupakan corak tenun tradisional dari Suku Sasak di Pulau Lombok.
Corak tersebut dapat ditemukan pada area run-off atau aspal luar dari tikungan ke-15 dan 16 Sirkuit Mandalika.
Nama Subahnale mungkin tidak asing di telinga umat Islam, karena Subahnale secara harfiah berarti kalimat tasbih (pembersihan) dalam bahasa Sasak.
Orang Sasak meyakini, nama tersebut berasal dari kebiasaan wanita lokal yang terus membaca kalimat tasbih ketika menenun kain dengan pola tertentu.
Pakaian adat Subahnale memiliki tingkat kerumitan yang tinggi dan dibuat secara manual dengan menggunakan alat tenun tradisional dan benang dari tumbuhan, seperti kapur sirih, daun nila, daun taum, akar pohon, kulit kayu, sabut kelapa, dan masih banyak lainnya.
Proses pembuatannya bisa memakan waktu yang relatif lama, namun hasilnya dijamin bisa menghasilkan sebuah karya seni berkualitas tinggi.
Baca juga: 8 Oleh-oleh Khas Mandalika, Bisa Dibeli Saat Nonton MotoGP 2022
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.