KOMPAS.com – Kebun binatang diketahui menghasilkan banyak sampah dari satwa maupun manusianya. Sampah yang dihasilkan manusia biasanya adalah sisa makanan di restoran maupun sampah plastik dari kemasan makanan.
Sementara itu, sampah dari satwa di kebun binatang adalah kotorannya. Limbah ini ternyata bisa diolah menjadi sebuah produk yang berguna, yakni kertas.
General Manager Taman Safari Indonesia Emeraldo Parengkuan mengatakan, kotoran yang paling bagus untuk diolah menjadi kertas adalah yang berasal dari gajah.
Baca juga: 10 Kafe di Puncak Bogor, Bisa Ngopi Sambil Nikmati Panorama Alam
“Pada dasarnya, semua kotoran satwa bisa diolah menjadi kertas. Itu tergantung dari serat yang terkandung, tapi paling bagus itu adalah kotoran dari gajah,” kata Emeraldo Parengkuan kepada Kompas.com, Minggu (13/3/2022).
Diketahui bahwa kotoran gajah mengandung banyak serat karena dia memakan rumput dan juga tumbuhan hijau.
Selain itu, gajah juga hanya sebentar dalam mengunyah makanan dan alhasil makanannya tak tercerna dengan sempurna.
Baca juga: Mengapa Thailand Dijuluki Negeri Gajah Putih?
Kotoran gajah pun mengandung lebih banyak serat dari sisa makanan yang dikonsumsi daripada satwa lainnya di kebun binatang.
Melansir dari Taman Safari Indonesia, jumlah kotoran gajah juga sangat banyak, satu ekor saja dalam sehari bisa menghasilkan 20 kilogram (km) kotoran.
Adapun di Taman Safari Indonesia, ada puluhan gajah yang setiap harinya menghasilkan banyak kotoran, jadi jumlahnya pun sangat cukup untuk memproduksi kertas daur ulang di Safari Poo Paper.
Produksi kertas daur ulang dari kotoran gajah di Taman Safari Indonesia sudah dimulai sejak lama, yakni pada tahun 2012.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.