Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Jalan Utama Nontol Jawa Timur Magetan-Lumajang Saat Mudik 2022

Kompas.com - 29/04/2022, 06:10 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

KOMPAS.com – Jelang Hari Raya Idul Fitri 2022, banyak masyarakat yang mudik ke kampung halaman masing-masing.

Bagi yang mudik ke Jawa Timur (Jatim), saat ini memang sudah ada Tol Trans Jawa yang membentang sampai Probolinggo. Namun, bukan berarti jalan utama nontol tak lagi digunakan.

Jalan itu masih digunakan pemudik, terutama mereka yang mudik naik sepeda motor pribadi. Seperti Kompas.com yang melakukan mudik dari Kota Solo menuju Kabupaten Lumajang, Rabu (27/4/2022).

Baca juga: PHRI Sebut Mudik dan Libur Lebaran Berdampak Positif terhadap Pariwisata

Jalur yang Kompas.com lalui saat itu adalah via Magetan (Cemara Sewu)-Madiun-Nganjuk-Jombang-Mojokerto-Pasuruan-Probolinggo-Lumajang.

Berikut ini adalah gambaran umum kondisi jalan utama nontol Jatim yang Kompas.com lalui saat itu:

Cemara Sewu (Magetan)-Madiun

Kompas.com lebih memilih lewat Magetan daripada Ngawi karena jalan yang lebih sepi. Selain itu, pemandangan juga indah karena berada di lereng Gunung Lawu.

Indahnya Jalan lintas Cemara Sewu-Magetan, Jawa Timur.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Indahnya Jalan lintas Cemara Sewu-Magetan, Jawa Timur.

Kondisi jalan Cemara Sewu Magetan sudah mulus dan bagus, meski penuh turunan dan kelokan. Kendaraan matik harus waspada karena rawan rem blong.

Jalan dari pusat Magetan sampai Maospati (Madiun) juga sudah lebar dan halus. Jalan utama Jatim via Ngawi dan Magetan bertemu di Maospati. Jelang masuk Kota Madiun, pemudik bisa lewat Jalan Ring Road Barat untuk menuju Caruban dan Nganjuk.

Jalan menyempit usai Caruban

Jalan utama Madiun sampai Caruban masih lebar dan halus. Namun, pemudik perlu waspada usai Caruban (dari arah barat). Itu karena jalan menyempit dan hanya terdiri dari 2 ruas.

Jalan menyempit usai Caruban, Jawa Timur, April 2022.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Jalan menyempit usai Caruban, Jawa Timur, April 2022.

Pengendara pun harus hati-hati saat akan menyalip kendaraan, seperti truk di depannya. Pastikan kanan jalan sepi dan jangan melanggar marka lurus.

Kondisi jalan baru lebar lagi saat masuk Kabupaten Nganjuk. Bahu jalan sudah dicor, sehingga bisa untuk menyalip kendaraan pelan di depan.

Jalan lebar Nganjuk-Kertosono-Jombang

Setelah Kota Nganjuk, jalan sudah lebar karena terdiri dari 4 ruas dan cukup halus. Jalan hanya menyempit di Jembatan Mengkreng Kertosono.

Situasi jalur lalu lintas di simpang tiga Mengkreng Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Selasa (26/4/2022), masih lancar terkendali. lancar terkendali.KOMPAS.com/M.AGUS FAUZUL HAKIM Situasi jalur lalu lintas di simpang tiga Mengkreng Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Selasa (26/4/2022), masih lancar terkendali. lancar terkendali.

Lurus terus ke timur di Pertigaan Mengkreng apabila hendak ke Surabaya dan Probolinggo. Jika belok kanan, itu adalah arah ke Kediri, Tulungagung, dan Blitar.

Baca juga: Gunung Anjasmoro di Jawa Timur Bukan untuk Pendakian, Ini Alasannya

Setelah Pertigaan Mengkreng, kondisi jalan masih lebar dan halus sampai Kabupaten Jombang.

Jalan bergelombang Jombang-Mojokerto

Terus melaju, pengendara akan sampai di jalan utama Jombang-Mojokerto, meliputi Peterongan, Mojoagung, Trowulan, dan Brangkal.

Jalan utama Jombang-Mojokerto.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Jalan utama Jombang-Mojokerto.

Jalan memang terdiri dari empat ruas. Namun, kondisinya cukup bergelombang, sehingga kurang nyaman untuk dilalui. Terlebih, jalan ramai truk besar, sehingga pengendara harus hati-hati.

Baca juga: Bukit Kayoe Putih Mojokerto, Indahnya Sunset Berlatar Tiga Gunung

Jelang masuk Kota Mojokerto, ada percabangan. Belok kanan melalui Jalan By Pass. Nantinya di Simpang Lima Kenanten, belok kanan jika ingin ke Pasuruan dan Probolinggo. Lurus terus jika hendak ke Surabaya. Kompas.com belok ke kanan via Mojosari.

Jalan menyempit di Gempol, Pasuruan

Mojosari lurus ke timur, maka perjalanan sampai di Simpang Tiga Kejapanan, Gempol, Pasuruan. Belok kanan di pertigaan ini adalah arah menuju Malang. Jika ingin ke Surabaya atau Probolinggo, belok kiri.

Jalan utama Gempol-Pasuruan.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Jalan utama Gempol-Pasuruan.

Lurus ke utara saat melalui Bundaran Arteri di bawah Tol Porong-Gempol. Kemudian belok kanan di Pertigaan Gempol sebelum Jembatan Kali Porong.

Usai belok kanan, jalan kembali menyempit karena hanya dua ruas. Lurus terus ke timur di Bundaran Nusa Dua Gempol bawah Tol Gempol-Pandaan. Jalan akan kembali lebar setelah bundaran.

Jalan lebar Pasuruan-Probolinggo yang ramai

Selanjutnya, jalan sudah cukup lebar dari Bundaran Nusa Dua Gempol, Kota Bangil, Pasuruan, sampai Probolinggo.

Jalan utama Pasuruan-Porbolinggo.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Jalan utama Pasuruan-Porbolinggo.

Namun, jalan cukup ramai. Selain banyak truk karena merupakan kawasan industri, jalan dekat pusat Kota Bangil dan Pasuruan ramai oleh aktivitas masyarakat.

Sesampainya di Kota Probolinggo, belok kanan lewat Terminal Bayuangga kemudian belok kiri di pertigaan lampu merah untuk sampai di jalan utama Probolinggo-Lumajang.

Jalan sempit rawan macet Probolinggo-Lumajang

Sesampainya di jalan utama Probolinggo-Lumajang, tepatnya di Leces, jalan kembali menyempit dan hanya ada dua ruas. Jalan ini rawan macet karena banyak truk yang melaju pelan.

Pengendara pun harus sabar dan berhati-hati saat melalui jalan ini, terutama saat hendak menyalip kendaraan panjang di depannya.

Baca juga: 5 Wisata Lumajang yang Searah ke Bromo, Ada Ranu Pani

Jalan baru cukup lebar di Ranuyoso, Kabupaten Lumajang karena bahu jalan sudah dicor. Kendaraan seperti sepeda motor bisa memanfaatkannya untuk menyalip kendaraan lambat di depannya.

Kompas.com akhirnya sampai di Kota Lumajang sekitar pukul 17.00 WIB. Adapun perjalanan dari Kota Solo dimulai sekitar pukul 06.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com