Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turki Ganti Nama Jadi Turkiye, Ternyata Ini Alasannya

Kompas.com - 05/06/2022, 10:11 WIB
Ulfa Arieza ,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Turki resmi berganti nama secara internasional dari Turkey menjadi Turkiye. Perubahan nama negara tersebut telah disetujui oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu (01/06/2022). 

Mengutip CNN, Juru Bicara PBB Stephane Dujarric menyatakan bahwa PBB menerima perubahan nama menjadi Turkiye. Nama baru Turkiye efektif pada Rabu.

Tepatnya, setelah PBB menerima permintaan resmi pergantian nama dari Pemerintah Turki, serta memastikan bahwa dokumen tersebut sah. Dujarric menyatakan bahwa pergantian nama adalah kebebasan setiap negara. 

Baca juga: Bangkok Thailand Akan Resmi Disebut Krung Thep Maha Nakhon

“(Pergantian nama negara) Itu bukan masalah, bukan kewenangan kami untuk menerima atau tidak menerima," kata Dujarric dikutip Kompas.com dari CNN

"Negara bebas memilih nama negara masing-masing. (Pergantian nama negara) Itu tidak terjadi setiap hari, tetapi bukan hal yang aneh jika negara mengubah nama mereka,” imbuhnya. 

Baca juga:

Permohonan pergantian nama menjadi Turkiye sudah sejak beberapa waktu lalu diajukan oleh pihak pemerintah. Bahkan, kampanye pergantian nama menjadi Turkiye sudah berlangsung sejak Desember 2021 lalu, di bawah kepemimpinan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan, pergantian nama dilakukan untuk meningkatkan branding atau nilai merek (brand value) negara tersebut. 

Baca juga:

Cavusoglu pun melayangkan surat resmi kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. 

“Saya menginformasikan kepada Anda, sesuai dengan Surat Edaran Presiden, tertanggal 2 Desember 2021, tentang penggunaan kata Turkiye dalam bahasa asing dan bagian dari strategi branding. Maka, Pemerintah Republik Turkiye, selanjutnya akan mulai menggunakan nama Turkiye untuk menggantikan nama Turkey, Turkei, dan Turquie yang digunakan sebelumnya guna merujuk pada Republik Turkiye,” bunyi surat tersebut. 

Usai mengantongi restu dari PBB, Direktur Komunikasi Turki Fahrettin Altun pun langsung mengunggah video promosi di Twitter Turki, berjudul: #HelloTurkiye.

Alasan Turki ganti nama jadi Turkiye

Hagia Sophia yang merupakan gereja terbesar yang dibangun oleh Kekaisaran Romawi Timur di Istanbul, Turki, yang sampai saat ini telah mengalami beberapa kali perubahan fungsi.Wikimedia Commons/Arild Vagen Hagia Sophia yang merupakan gereja terbesar yang dibangun oleh Kekaisaran Romawi Timur di Istanbul, Turki, yang sampai saat ini telah mengalami beberapa kali perubahan fungsi.

Seperti disampaikan sebelumnya, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menjelaskan bahwa tujuan pergantian nama tersebut adalah untuk meningkatkan branding atau nilai merek negara tersebut.

Sementara itu, Presiden Recep Tayyip Erdogan menyatakan bahwa nama baru itu mengungkapkan budaya, peradaban, dan nilai-nilai bangsa Turki dengan cara terbaik.

Baca juga: Uniknya Pamukkale di Turki, Bagai Istana Kapas

Namun, pendapat lain disampaikan oleh Ketua Center for Economics and Foreign Policy Studies (EDAM) Istanbul, Sinan Ulgen. Mengutip CNN, Ia menuturkan nama Turkey dikaitkan dengan burung kalkun, yang merupakan burung besar simbol perayaan Thanksgiving di Amerika.

Dalam bahasa Inggris, burung kalkun disebut turkey atau wild turkey, serupa dengan nama internasional Turki, yaitu Turkey sebelum perubahan. 

Ulgen mengungkapkan upaya perubahan nama ini bukan pertama kalinya di negara tersebut. Pada pertengahan 1980-an, pemerintahan Perdana Menteri Turgut Ozal pernah melakukan upaya serupa. Sayangnya, upaya itu tidak mendapatkan simpati rakyat. 

Baca juga:

Setelah perubahan nama menjadi Turkiye mendapatkan restu dari PBB, maka mulai saat ini, organisasi internasional diwajibkan untuk menggunakan nama baru itu. Namun, Ulgen memperkirakan prosesnya butuh waktu bertahun-tahun. 

“Kemungkinan akan memakan waktu bertahun-tahun bagi publik internasional yang lebih luas untuk beralih dari Turkey ke Turkiye,” ujarnya. 

Pendapat berbeda disampaikan oleh Francesco Siccardi, Manajer Senior di Lembaga Riset Carnegie Europe. Ia menduga ada motivasi politik di balik langkah tersebut. 

Utamanya, masyarakat Turki akan menggelar pemilihan umum (pemilu) pada Juni 2023 mendatang. Padahal, negara tersebut tengah mengalami krisis ekonomi yang pelik. 

Defisit perdagangan luar negeri Turki naik 98,5 persen secara tahunan (yoy) menjadi 6,11 miliar dolar AS pada April. Serupa, inflasi tahunan melonjak 73,5 persen bulan lalu, yang merupakan level tertinggi dalam 22 tahun terakhir.

Baca juga:

Siccardi mengatakan bahwa pada saat krisis, presiden cenderung menggunakan gerakan populis untuk mengalihkan perhatian dari masalah di dalam negeri. 

"Nama baru akan mengalihkan perhatian domestik dari masalah yang lebih konkret dan mendesak. Selain itu, memberikan  argumen baru bagi Presiden Erdogan, dalam kasus ini (pergantian nama) adalah negara Turki yang lebih kuat dan lebih tradisional," kata Siccardi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com