Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kunjungan Wisata Pengaruhi Perilaku dan Berat Badan Komodo

Kompas.com - 28/06/2022, 07:31 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Taman Nasional Komodo (TNK) Lukita Awang menyebutkan adanya sejumlah perubahan pada perilaku biawak komodo seiring meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan.

Hasil penelitian menunjukkan, komodo yang berada di kawasan wisata tampak lebih dekat dengan manusia dan kewaspadaannya pun menurun.

Baca juga: TN Komodo Akan Berlakukan Tiket Online Mulai 1 Agustus 2022

Hal ini sangat berbeda dengab tahun 1960-an. Saat itu, populasi pemukiman dan manusia masih sedikit. Sehingga, ketika mencium aroma tubuh manusia, komodo akan langsung menghindar.

"Ternyata komodo di tempat wisata itu perilakunya berubah, kewaspadaannya berkurang. Dia cenderung dekat dengan manusia."

"Sementara yang di tempat non-wisata, dia (komodo) setiap melihat manusia akan menjauh," kata Lukita dalam konferensi pers di Gedung Manggala Wanabakti, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta, Senin (27/06/2022).

Selain perubahan perilaku, jumlah kunjungan juga berpengaruh pada massa tubuh komodo.

Selama 2010 hingga 2019, tim pengurus TN Komodo melakukan penelitian seiring dengan angka kunjungan wisata yang terus naik.

Baca juga: Kapal yang Keluar-Masuk TN Komodo Harus Kantongi Izin Balai

Dari penelitian tersebut, ditemukan perbedaan antara massa tubuh komodo yang hidup di dalam dengan di luar area wisata.

"Di kawasan wisata bisa mencapai 100 Kilogram (Kg). Sementara yang berada di luar tempat wisata, masih di area taman nasional paling besar ukurannya sekitar 80 Kg," terang Lukita.

Dampaknya, sejak 2017, atraksi memberi makan biawak komodo pun dihentikan lantaran dianggap akan mengubah perilaku satwa liar ini.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Sementara itu, Tim Ahli Kajian Daya Dukung Daya Tampung Berbasis Jasa Ekosistem di TNK, Irman Firmansyah mengatakan, ukuran tubuh komodo yang gemuk akan berdampak pada kemampuan berburu mereka.

"Kalau misalnya komodo menjadi agak sulit bergerak, artinya kemampuan menangkap mangsanya akan lambat," jelas Irman.

Baca juga: Pesona Pulau Kalong di TN Komodo, Habitat Ribuan Kelelawar

Jika dibiarkan, hal ini akan berpengaruh terhadap keseimbangan rantai makanan dan ekosistem di TNK.

"Bisa saja berdampak pada mangsa komodo yang membludak karena pergerakan komodo sudah lambat," kata Irman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com