Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Masuk TN Komodo Rp 3,75 Juta, Pelaku Pariwisata Lokal Inginkan Sosialisasi Menyeluruh

Kompas.com - 30/06/2022, 16:15 WIB
Nansianus Taris,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) berencana memberlakukan tarif masuk ke kawasan konservasi Taman Nasional Komodo Rp 3,75 juta per orang untuk periode satu tahun dan pembatasan kuota.

Kebijakan ini rencananya diterapkan mulai 1 Agustus 2022.

Baca juga: Asita NTT: Rencana Masuk TN Komodo Rp 3,75 Juta Perlu Dijelaskan Lebih Rinci

Menanggapi hal itu, sejumlah pelaku pariwisata lokal meminta adanya sosialisasi menyeluruh sebelum kebijakan benar-benar diberlakukan.

Misalnya, menurut pegiat pariwisata bidang hotel dan restoran di Labuan Bajo, Matheus Siagian, ada proses dengar pendapat yang digelar bersama masyarakat.

Selain itu, kesiapan terhadap kebijakan juga dinilai perlu persiapan matang.

"Harus ada sosialisasi yang melibatkan masyarakat. Di situ demokrasinya, yakni proses dengar pendapat masyarakat. Apa dan ada masa testing dulu sebelum kebijakan itu dilempar dan dijadikan suatu kebijakan yang bersifat permanen,” tegas Matheus saat dihubungi Kompas.com, Kamis (30/6/2022).

Baca juga: Kenapa Biaya Konservasi Taman Nasional Komodo Capai Rp 5,8 Juta Per Tahun?

Selain itu, Matheus juga berharap tarif masuk wisatawan domestik dan mancanegara bisa dibedakan.

Sebab, wisatawan domestik dinilai berkontribusi besar dalam menyelamatkan pariwisata Manggarai Barat selama masa pandemi. 

Dengan demikian, Matheus memandang rencana tersebut bertolak belakang dengan semangat untuk meningkatkan kunjungan wisatawan domestik.

"Memang kalau kita lihat untuk domestik itu kontradiktif sekali. Kalau kita mau menaikkan penjualan jumlah turis domestik, lalu menaikkan harga seperti ini, itu berlawanan," katanya.

Baca juga: Kapal yang Keluar-Masuk TN Komodo Harus Kantongi Izin Balai

Ia juga mengingatkan agar pengambilan kebijakan melibatkan banyak pihak, seperti asosiasi, perwakilan adat, dan masyarakat sekitar. Sehingga, keputusan yang diambil merupakan hasil pertimbangan bersama.

“Jadi di situ kita lihat proses-prosesnya itu harus benar saat buat kebijakan, sehingga yang lahir itu bukan kebijakan yang bersifatnya asing. Tetapi, kebijakan yang lahir dari masyarakat,” pungkasnya.

Kontribusi terhadap perekonomian

Sementara itu, Ketua Forum Masyarakat Penyelamat Pariwisata Manggarai Barat Rafael Todowela menggarisbawahi pentingnya agar kebijakan yang diambil terhadap aktivitas pariwisata di Taman Nasional Komodo memberikan kontribusi perekonomian yang positif terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan masyarakat sekitar, khususnya pelaku sektor pariwisata.

Baca juga: Kunjungan Wisata Pengaruhi Perilaku dan Berat Badan Komodo

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com