Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Masuk TN Komodo Rp 3,75 Juta, Pelaku Pariwisata Lokal Inginkan Sosialisasi Menyeluruh

Kompas.com - 30/06/2022, 16:15 WIB
Nansianus Taris,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

 

Rafael mengkhawatirkan, harga masuk yang terlalu tinggi akan membuat sebagian wisatawan enggan datang ke Taman Nasional Komodo.

"Konsekuensi logisnya adalah pelaku pariwisata lokal akan kehilangan mata pencarian dan sektor pariwisata diprediksi akan hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu atau kelompok bermodal saja," tegas Rafael dalam rilis yang dikirim ke Kompas.com, Kamis siang.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Selain harga masuk, ia juga menyoroti pembatasan 200.000 wisatawan per tahun.

Baca juga: 29 Bayi Komodo di Kebun Binatang Surabaya: Secercah Harapan

Menurut dia, jika pembatasan tersebut diterapkan, dikhawatirkan hanya pelaku usaha yang mendapatkan keuntungan karena kedatangan tamu menjadi tidak merata.

"Atas alasan tersebut, kami menolak dengan keras penggunaan standar kuota di dalam memasuki Taman Nasional Komodo," tegasnya.

Biaya konservasi

Dikutip dari Kompas.com, Senin (27/6/2022), Pemerintah NTT dan Balai Taman Nasional Komodo berencana menerapkan biaya masuk ke konservasi TN Komodo Rp 3,75 juta per orang untuk periode satu tahun.

Biaya tersebut disebut mempertimbangkan biaya konservasi.

"Dengan mempertimbangkan biaya konservasi, (biaya) Rp 3,75 juta per orang untuk periode satu tahun, dan untuk kuota kunjungan ke TNK akan dibatasi 200.000 orang per tahun," kata Koordinator Pelaksana Program Penguatan Fungsi TN Komodo Carolina Noge di Gedung Manggala Wanabakti, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta, kepada Kompas.com, Senin.

Baca juga: Banyak Wisatawan Kena Serangan Jantung di TN Komodo, Pemda Perkuat Sektor Kesehatan

Ia menambahkan, biaya tersebut rencananya diterapkan secara kolektif tersistem, Rp 15 juta per empat orang per tahun.

Hitungan tersebut diambil dari pertimbangan biaya konservasi akibat hilangnya nilai jasa ekosistem karena lonjakan kunjungan wisatawan ke TNK.

"Pengunjung nantinya bebas datang, dengan komponen biayanya nanti akan kita bahas satu-satu untuk apa aja sih sebenarnya. Tapi, ujung-ujungnya nanti untuk konservasi tadi karena nilai jasa ekosistem yang hilang tadi Rp 11 triliun," kata Carolina.

Baca juga: Syarat Wisata ke Taman Nasional Komodo NTT, Wajib Punya Surat Sehat

Sementara mengenai pembatasan pengunjung, Kepala Kajian Daya Dukung Daya Tampung TNK Irman Firmansyah bahwa naiknya aktivitas wisata di TN Komodo sejak 2010 menyebabkan hilangnya nilai jasa ekosistem. Ia menyebutkan, angkanya lebih kurang Rp 23 triliun pada 2045. 

Untuk itu, tim kajian menilai perlu ada pembatasan pengunjung sehingga di waktu mendatang tidak melebihi kapasitas yang ditentukan, yakni maksimal hingga 292.000 orang.

"Kalau kunjungan tidak dibatasi dan melebihi kapasitas yang ditentukan, 292.000 orang, maka nilai jasa ekosistem yang hilang bisa mencapai Rp 11 triliun," ujarnya dalam konferensi pers di kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta, seperti dikutip Kompas.com, Senin.

Adapun perhitungan biaya konservasi berkisar antara Rp 2,94 juta hingga Rp 5,88 juta per tahun.

Baca juga: Pesona Pulau Kalong di TN Komodo, Habitat Ribuan Kelelawar

Irman memerinci, biaya tersebut akan digunakan untuk sejumlah kegiatan konservasi yang mencakup pemulihan habitat komodo, termasuk penanaman pohon yang digunakan oleh bayi-bayi komodo berlindung dari serangan komodo dewasa.

Kegiatan konservasi lainnya adalah transplantasi terumbu karang, pembangunan water point untuk menjaga kelembapan di titik habitat yang disukai satwa di kawasan TN Komodo, serta pemantauan kualitas air.

"Untuk pemulihan tanaman sebagai habitat komodo, penanaman terumbu karang. Akan ada transplantasi terumbu karang tiga tahun sekali lebih kurang 150 hektar. Ini kan butuh pembiayaan," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com