Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengalaman WNI Idul Adha di Swiss, Sulit Cari Tempat Shalat Id

Kompas.com - 11/07/2022, 08:05 WIB
Desi Intan Sari,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Umat Islam di seluruh dunia tengah bersuka cita memperingati Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1443 Hijriah.

Kemeriahan Idul Adha begitu terasa di tanah air. Tapi bagaimana jika kita tinggal atau tengah berada di negeri orang, terutama di negara minoritas Muslim.

Baca juga: 9 Tradisi Idul Adha di Berbagai Negara, Ada Kurban Unta

Afrizal Lisdianta, Warga Negara Indonesia (WNI) yang kini tengah berada di Swiss mengatakan, Idul Adha di negara tersebut dirayakan selama beberapa hari.

Menurutnya, Pemerintah Swiss menerapkan hari nasional perayaan Idul Adha mulai Jumat (08/07/2022) hingga Selasa (12/07/2022). 

Afi, sapaan akrab Afrizal, menjelaskan bahwa umat Islam di Swiss diperbolehkan memilih mau merayakan Idul Adha pada tanggal berapa.

Dirinya memilih merayakan Idul Adha pada Sabtu (09/07/2022) mengikuti Arab Saudi. Idul Adha dirayakannya di Kota Stein am Rhein.

"Kalau saya tetap mengikuti Arab Saudi. Jadi saya merayakan Idul Adha pada tanggal 9 Juli,” jelas Afi kepada Kompas.com, Minggu (10/07/2022).

Baca juga: 6 Tradisi Idul Adha di Arab Saudi, Bagi Daging Kurban Lintas Negara

Puasa Arafah di dua negara

Laki-laki yang bekerja sebagai Chief Operating Officer (COO) di perusahaan bidang penerjemah dan IT itu mengungkapkan dirinya juga melaksanakan puada sehari sebelum Idul Adha atau Puasa Arafah.

Saat itu, ia melaksanakan sahur di Jerman dan menjalankan puasa dalam perjalanan ke Swiss.

Berbeda dengan puasa di Indonesia, durasi puasa di negara Eropa, seperti Jerman dan Swiss, saat ini cenderung lebih lama. 

Baca juga: Kenapa Idul Adha Disebut Lebaran Haji? Simak Penjelasannya 

Durasi puasa yang dijalaninya kemarin lebih panjang daripada jika berpuasa di tanah air. Sebab, saat ini Swiss sedang mengalami musim panas sehingga matahari muncul lebih lama.

Bahkan  kata dia, pukul 21.00 waktu setempat, matahari masih belum terbenam.

“Puasanya lama, di sini kurang lebih 17 sampai 18 jam,” ujar Afi. 

Afrizal Lisdianta saat berada di SwissDok. Afrizal Lisdianta Afrizal Lisdianta saat berada di Swiss

Baca juga: Apakah Boleh Berenang di Sungai Aare Swiss? Ini Aturannya

Selama puasa, dia melakukan perjalanan dengan kereta dari Jerman menuju Swiss. Lama perjalanannya sekitar lima sampai enam jam dan berganti kereta sampai tiga kali. 

“Karena sekarang masih musim panas itu lumayan terasa capeknya. Panasnya juga terasa meski tidak sepanas di Indonesia,” tutur Afi. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Setelah menempuh perjalanan dari Jerman sampai guest house yang ada di Swiss, Afi langsung memasak makanan. Itu dilakukan karena harga makanan di Swiss menurutnya sangat mahal.

Baca juga: Selain Aare, Berikut 8 Sungai Terpanjang di Swiss

“Sekali makan di Swiss itu rata-rata 15 sampai 20 Franc Swiss, kalau di-Rupiahkan sekitar Rp 250.000 sampai Rp 300.000,” ujarnya.

Karena cukup sering berkunjung ke Swiss, Afi kerap membawa makanan instan, seperti mi atau sarden, serta sedikit beras demi menghemat pengeluaran.

 

Suasana kota di Swiss Dok. Afrizal Lisdianta Suasana kota di Swiss

Sulit temukan tempat untuk shalat Idul Adha

Lantaran baru pertama kali melaksanakan Idul Adha di Swiss, Afi masih belum mengetahui di mana ada pelaksanaan shalat Idul Adha.

Dia mendapatkan informasi jika bisa shalat di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang ada di Kota Bern. 

Baca juga: Selain Aare, Berikut 8 Sungai Terpanjang di Swiss

Namun, jarak dari Stein am Rhein ke Bern memakan waktu dua hingga tiga jam perjalanan jika menggunakan kereta.

Ia pun mencari alternatif lain dan menemukan informasi tentang masjid terdekat, seperti di Kota Schaffhausen dan lainnya, namun tak kunjung menemukan yang paling dekat.

Pada akhirnya, ia terpaksa tak mengikuti pelaksanaan shalat Idul Adha karena tak menemukan lokasi yang dekat dan kondisi kesehatannya kurang baik setelah perjalanan dari Jerman ke Swiss.

“Intinya kecapekan banget dan saya tidak sanggup sepertinya, apalagi harus naik kereta beberapa jam juga (untuk mencari tempat shalat),” kata Afi.

Baca juga: Jangan Salah, Ini Beda Kereta Panorama Bernina dan Glacier di Swiss

Selama Idul Adha di Swiss, ia mengahabiskan waktunya untuk memasak di guest house dan memakan rendang instan.

Walaupun tidak mendapatkan daging kurban dan menyantapnya, dia merasa cukup senang karena masih bisa makan rendang saat Idul Adha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com