Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Awal Tahun Sama, Kalender Hijriah dan Jawa Ternyata Beda

Kompas.com - 30/07/2022, 18:41 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

Perbedaan kalender Hijriah dan Jawa

Dengan asal usul kalender Jawa tersebut, maka dapat dipastikan bahwa kalender Hijriah dan Jawa adalah dua hal yang berbeda. Meskipun, keduanya memiliki awal tahun yang sama. 

Lantas, timbul pertanyaan mengapa kalender Hijriah dan Jawa memiliki permulaan tahun yang sama, padahal berbeda? 

Berdasarkan informasi dari Kompas.com (12/9/2018), nama bulan dan jumlah hari dalam kalender Jawa memang berdasarkan pada sistem kalender Hijriah. Tak heran, jika keduanya memiliki sejumlah kemiripan. 

Baca juga: Sejarah Peringatan Satu Suro yang Diadakan Sejak Kerajaan Mataram Islam

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Terdapat beberapa nama kampung yang diambil dari nama tempat tinggal para pangeran ataupun bangsawan Keraton Yogyakarta yang disebut sebagai Dalem. 
SHUTTERSTOCK/Aquavisuals Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Terdapat beberapa nama kampung yang diambil dari nama tempat tinggal para pangeran ataupun bangsawan Keraton Yogyakarta yang disebut sebagai Dalem.

Sunu menambahkan, penetapan tersebut tidak lepas pengaruh Kerajaan Mataram Islam kala itu yang merupakan salah satu pusat penyebaran Islam di Jawa. 

“Penyebaran Islam di Jawa tidak terlepas dari peran istana, sehingga raja itu juga yang mengatur agama. Jadi, ketika Islam dianggap bagian dari budaya Jawa, akhirya ditetapkan seperti itu (kalender Jawa berdasarkan kalender Hijriah),” jelasnya.  

Namun demikian, bukan berarti pengaruh kalender Saka lantas hilang. Mengutip Kompas.com, (12/9/2018), kalender Jawa tetap mempertahankan angka tahun pada kalender Saka. 

Oleh sebab itu, kalender pertama Jawa bukan 1 Sura tahun 1 Jawa, melainkan 1 Sura tahun 1555 Jawa, yang mengacu pada tahun Saka. 

Baca juga: 7 Peninggalan Kerajaan Islam di Jawa, Wisata Religi hingga Keraton

Sunu menambahkan, corak kalender Saka pada penanggalan Jawa adalah perhitungan hari meliputi pahing, pon, wage, kliwon, dan legi. Sebagian masyarakat Jawa, masih meyakini perhitungan hari tersebut memengaruhi sejumlah kegiatan atau hajat besar. 

“Misalnya, satu Suro orang tidak boleh membangun rumah, tidak boleh menikah, karena tidak cocok dalam perhitungan Jawa. Sampai sekarang, di sejumlah daerah masih berlaku perhitungan tersebut,” ujarnya. 

Baca juga: Apa Itu Peringatan Malam Satu Suro? Berikut Sejarah dan Maknanya 

Ilustrasi kalender Jawa, bukti akulturasi budaya pra-Islam dan budaya Islam di Indonesia.kratonjogja.id Ilustrasi kalender Jawa, bukti akulturasi budaya pra-Islam dan budaya Islam di Indonesia.

Kalender Hijriah dan Jawa memiliki sejumlah perbedaan. Jumlah hari pada sistem kalender Jawa telah ditentukan, yaitu 30 hari untuk bulan ganjil dan 29 hari untuk bulan genap. 

Ini berbeda dengan sistem kalender Hijriah, di mana awal dan akhir bulan ditentukan dengan fenomena hilal atau penampakan bulan baru. 

Selain itu, permulaan perhitungan kalender Hijriah dan Jawa pun berbeda. Kalender Hijriah dimulai dari 1 Muharram 1 Hijriah yang mengacu pada peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dan umat Islam dari Mekkah ke Madinah. 

Baca juga: Tradisi Mubeng Beteng Keraton Yogyakarta Ditiadakan karena Pandemi

Sementara, kalender Jawa dimulai dari 1 Suro 1555 yang merupakan penggabungan dari kalender Saka. Oleh sebab itu, tahun pada kalender Hijriah dan kalender Jawa pun berbeda. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com