Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konservasi Laut di Alor NTT Dilakukan Lewat Rehabilitasi Terumbu Karang

Kompas.com - 30/08/2022, 10:23 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pesatnya perkembangan wisata bahari Indonesia, tidak hanya membawa dampak positif, tetapi turut menimbulkan dampak negatif dan sejumlah masalah terhadap ekosistem laut.

Antara lain peningkatan volume sampah, pencemaran ekosistem, hingga kerusakan terumbu karang.

Baca juga:

Alor, salah satu daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan keindahan wisata baharinya, mengalami kerusakan pada terumbu karang.

Kerusakan terjadi akibat perubahan iklim dan antropogenisitas (seperti pemanfataan sumber daya perairan yang merusak dan tidak bertanggungjawab).

Oleh karena itu, Epson Indonesia bersama Yayasan World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia berupaya memberi edukasi dalam pemanfaatan Kawasan Konservasi Daerah Kabupaten Alor untuk turut serta melindungi ekosistem terumbu karang.

Adapun program rehabilitasi terumbu karang ini dilakukan dengan metode rockpile pada terumbu karang yang mengalami kerusakan.

Kegiatan konservasi bersama Epson dan WWF Indonesia

Berikut ini adalah rangkaian kegiatan konservasi laut bersana Epson dan Yayasan WWF Indonesia:

Webinar Disko Asik "Responsible Marine Tourism"

Pada 1 Juli 2022, Epson Indonesia dan Yayasan WWF Indonesia menjalankan rangkaian pertama dengan mengadakan Webinar Disko Asik (Diskusi Asik Konservasi Alam Sekitar Kita).

Gapura masuk ke Pulau Kangge, Kepulauan Alor, Nusa Tenggara Timur.KOMPAS.com/Wasti Samaria Simangunsong Gapura masuk ke Pulau Kangge, Kepulauan Alor, Nusa Tenggara Timur.

Tema diskusi adalah "Responsible Marine Tourism" atau wujudkan wisata bahari yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan.

Kegiatan ini berlangsung secara virtual dan dihadiri oleh karyawan Epson Indonesia serta masyarakat umum sebanyak 220 orang.

“Kami sangat berterima kasih kepada Epson telah mengajak kerja sama dan menggandeng kami untuk mendukung tujuan berkelanjutan dalam menjaga kelestarian bumi ini," kata Site Coordinator untuk Alor MPA Yayasan WWF Indonesia Haries Sukandar.

Baca juga: 5 Fakta Suku Abui di Alor NTT, Hidup Tanpa Listrik

Ia berharap kampanye ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap wisata bahari yang bertanggung jawab. 

Tantangan media sosial

Setelah itu, Epson Indonesia dan Yayasan WWF Indonesia mengajak masyarakat umum untuk mengikuti Tantangan Media Sosial dengan membuat unggahan Instagram Reels.

Isinya adalah pesan atau tips untuk menjadi wisatawan bahari yang bertanggung jawab, menggunakan tagar #BeABlueTraveler dan #AksiTemanBaik.

Mawar, dugong jantan penghuni Teluk Kabola di kawasan SAP Selat Pantar, Alor, Nusa Tenggara Timur.KOMPAS.com/WASTI SAMARIA SIMANGUNSONG Mawar, dugong jantan penghuni Teluk Kabola di kawasan SAP Selat Pantar, Alor, Nusa Tenggara Timur.

Masyarakat umum juga diajak mengunduh aplikasi Campaign #ForChange dan menyelesaikan tantangan di dalamnya.

Apabila menyelesaikan tantangan tersebut, mereka turut berdonasi untuk pelatihan peningkatan kapasitas Kelompok Sadar Wisata dan pemantauan program rockpile di Desa Marisa Pulau Kangge.

Baca juga: Ketahui 5 Hal Tentang Mawar, Dugong Langka di Selat Pantar Alor

Dari 277 partisipan yang mengikuti tantangan social media challenge ini, diperolehlah tiga orang pemenang yang berhak untuk mendapatkan Reward Trip to Alor.

Kunjungan ke Alor, Nusa Tenggara Timur, Indonesia

Sedangkan rangkaian terakhir ditutup dengan kunjungan Epson Indonesia dan Yayasan WWF Indonesia ke Pulau Kangge, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 25-28 Agustus 2022.

Panorama bahari Pulau Kangge, Alor, Nusa Tenggara TimurKompas.com/Wasti Samaria Simangunsong Panorama bahari Pulau Kangge, Alor, Nusa Tenggara Timur

Kunjungan ini bertujuan untuk melihat lebih dekat pemasangan rockpile yang telah dilakukan sebagai upaya untuk merehabilitasi terumbu karang, dan berpartisipasi dalam pemantauan terumbu karang bersama kelompok masyarakat.

Selain itu, para peserta juga mempelajari cara menjadi wisatawan yang bertanggung jawab melalui program Responsible Marine Tourism dengan memperhatikan lingkungan, sosial dan budaya setempat.

“Kami mengajak seluruh lapisan masyarakat terutama para wisatawan untuk turut berpartisipasi dalam melindungi area-area wisata yang merupakan tanggung jawab kita bersama,” ujar Managing Director Epson Indonesia Muto Yusuke.

PAUD Permata Bunda di Desa Marisa, Pulau Kangge, Alor, Nusa Tenggara TimurKompas.com/Wasti Samaria Simangunsong PAUD Permata Bunda di Desa Marisa, Pulau Kangge, Alor, Nusa Tenggara Timur

Dalam kesempatan tersebut, Epson Indonesia bersama dengan Yayasan WWF Indonesia memberikan donasi berupa 1 unit Proyektor tipe EB-E500 ke PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Permata Bunda, Desa Marisa.

“Epson Indonesia juga memiliki peran penting dalam menangani isu pendidikan. Maka, pada kesempatan kali ini kami juga memberikan bantuan kepada sekolah di sekitar wilayah perairan berupa satu unit proyektor yang dapat membantu porses belajar mengajar,” ucap Muto Yusuke.

Diharapkan dari komitmen kerja sama ini dapat memberi manfaat bagi lingkungan, khususnya dalam rehabilitasi wisata bahari sebagai perhatian utama dan memiliki peran penting bagi kehidupan yang berkelanjutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com