KOMPAS.com - Jika sedang mencari tempat wisata Bali yang memiliki udara sejuk serta jauh dari keramaian, mampir ke Desa Coklat Bali bisa menjadi pilihan.
Desa Coklat Bali berdiri sejak Oktober 2020 dan merupakan pengembangan merek produk coklat, CAU Chocolate yang sempat terdampak pandemi Covid-19 karena sebelumnya lebih menargetkan wisatawan mancanegara.
"Dengan konsep Desa Coklat Bali ingin mendekatkan ke konsumen-konsumen lokal. Termasuk masyrakat yang ada di sekitar kami, khususnya Tabanan dan Bali," ujar CEO CAU Chocolate Bali, Kadek Surya Prasetya Wiguna kepada Kompas.com, belum lama ini.
Baca juga: 25 Wisata Bali yang Populer dan Unik, Pas buat Libur Panjang
Di Desa Coklat Bali, pengunjung bisa mempelajari lebih dalam bagaimana proses menanam coklat, mengolahnya, hingga mengonsumsinya dalam bentuk kudapan atau menu olahan coklat.
Selain itu, pengunjung juga berkesempatan mempelajari budaya Bali, terutama tradisi yang berkaitan dengan aktivitas para petani coklat.
Desa Coklat Bali buka setiap hari kecuali saat Nyepi, mulai pukul 09.00-18.00 WITA.
Lokasinya ada di Jalan Raya Marga-Apuan, KM7, Desa Cau, Kabupaten Tabanan.
Jika berencana mampir, ada beberapa tips berkunjung ke Desa Coklat Bali yang perlu kamu perhatikan:
Desa Coklat Bali menyediakan tur pendek dan lengkap. Untuk tur lengkap, pengunjung tak hanya mempelajari proses penanaman dan pengolahan coklat, tetapi juga mengenal lebih dalam budaya lokal Bali.
Di antaranya juga mengenalkan tradisi yang dilakukan para petani coklat, seperti ritual canang.
"Kalau bangun pagi, (petani coklat) datang ke kebunnya. Ketika ke kebun dia sebelumnya biasanya melakukan adat Bali. Salah satunya bikin canang dulu."
"Jadi kami mengembangkan sebuah konsep be a Balinese, bagaimana, sih, menjadi seorang petani kakao Bali yg ada di Bali," tutur Surya.
Baca juga: Main ke Desa Coklat Bali, Belajar Olah Kakao hingga Bawa Pulang Hasil
Meski tur ini lebih banyak diikuti oleh wisatawan mancanegara, namun jika kamu berencana mengambil paket tur lengkap seharga sekitar Rp 500.000 ini, kamu harus melakukan reservasi terlebih dahulu.
Selain tur lengkap, kamu bisa mengikuti tur pendek. Mengikuti tur ini sudah termasuk mempelajari cara pembibitan dan penanaman coklat, belajar proses di pabrik, membuat coklat hingga membawa pulang hasilnya.
Baca juga: 5 Aktivitas di Desa Coklat Bali, Seharian Jadi Petani Kakao
Jika ingin mengikuti tur ini, dianjurkan datang pagi hari pukul 09.00 atau sekalian pada sore hari, pukul 15.00.
Hindari berkunjung saat musim hujan karena pengunjung bakal melakukan banyak aktivitas luar ruang di sana, seperti beraktivitas di kebun.
Dianjurkan datang pada musim kemarau, ketika coklat sedang banyak berbuah.
"Kalau bisa (datang) pas musimnya agak kemarau karena biasanya berbuah pada saat musim kemarau," ucap Surya.
Baca juga: 10 Wisata Bedugul Bali, Banyak Spot Foto Instagramable
Pengunjung dianjurkan untuk membawa kendaraan sendiri atau menyewa sopir jika hendak berkunjung ke Desa Coklat Bali.
Sebab, lokasinya yang berada agak ke desa membuat akses kendaraan umum masih sulit dijangkau, termasuk jika pengunjung mengandalkan transportasi online.
"Kalau kita pakai online masih bisa, tapi harus stay di situ enggak bisa manggil. Karena tempatnya agak di desa. Jadi kami sarankan lebih baik pakai driver sendiri atau naik mobil sendiri,"ujar Surya.
Jika berangkat dari Denpasar, durasi perjalanan berkisar 1-1,5 jam. Meski begitu, perjalanan panjang bakal terbayar dengan udara sejuk dan lingkungan asri yang akan dijumpai di lokasi.
Sebetulnya, tidak ada syarat pakaian khusus untuk berkunjung. Namun, menggunakan baju lengan panjang dan celana panjang lebih disarankan.
Hal itu untuk menghindari gigitan nyamuk atau binatang lain saat beraktivitas di luar ruang.
Baca juga: 7 Kafe Bedugul Bali, Bisa Nikmati Pemandangan Danau Beratan
Baju lengan panjang dan celana panjang juga membantu menghindari kulit terbakar matahari.
Selain itu, dianjurkan memilih bahan pakaian yang nyaman untuk beraktivitas. Misalnya, pakaian yang mudah menyerap keringat dan ringan saat dibawa bergerak.
Begitu pula dengan sepatu. Hindari menggunakan sepatu yang menyulitkan bergerak atau membuat rentan cedera.
"Sepatu bisa sneakers, kasual, lah," tuturnya.
Karena banyak melakukan aktivitas di ruang terbuka dan kebun, maka pengunjung berisiko digigit nyamuk.
Desa Coklat Bali juga akan menyiapkan antinyamuk, namun kamu juga bisa membawanya sendiri dari rumah sehingga aktivitas lebih lancar dan tak terganggu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram