Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Padang Ditargetkan Jadi Destinasi Wisata Sejarah

Kompas.com - 13/09/2022, 08:06 WIB
Ais Jauhara Fahira,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Padang mengadakan jelajah cagar budaya sejak akhir tahun 2021.

Kegiatan tersebut diadakan dalam rangka membangun kota wisata berbasis sejarah.

"Target kami akan menemukan 100 bunker pertahanan peninggalan Jepang, tahun ini," ujar Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kota Padang, Syam Dani saat ditemui pada kegiatan jelajah cagar budaya di salah satu bukit di Sungkai, Kelurahan Lambung Bukit, Kecamatan Pauh, Kota Padang (10/09/2022).

Baca juga: Liburan ke Padang, Ini 10 Tempat Wisata yang Bisa Dikunjungi

Sejauh ini, kegiatan jelajah cagar budaya tersebut telah menemukan sekitar 60 bunker pertahanan bekas penjajahan Jepang.

Menurut Kepala Seksi Cagar Budaya dan Museum Disdikbud Kota Padang, Marshalleh Adaz, bunker peninggalan Jepang tersebut ada di 11 kecamatan di Kota Padang.

Baca juga: 5 Oleh-oleh Serba Rendang Khas Padang Sumatera Barat

Adaz atau yang akrab disapa Pak Ad itu menambahkan, Kota Padang juga memiliki bentang alam yang strategis untuk pertahanan selama perang.

"Alamnya saja sudah cukup menjadi benteng alam karena ada bukit barisan. Dan, keberadaan pantai itu menjadi pintu masuk menuju daerah pedalaman Sumatera," ujarnya.

Kegiatan jelajah tersebut juga telah menemukan makam tokoh dan rumah gadang dengan usia ratusan tahun.

Temuannya tersebar di Bukit Gado-gado, Lubuk Minturun, Ulak Karang, Indarung, Gunung Pangilun, serta banyak daerah lain di Kota Padang.

"Dengan jelajah cagar budaya ini, diharapkan dapat menggugah apresiasi pemerintah dan masyarakat terhadap peninggalan sejarah," tambah Adaz.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com