Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Wisata Air dan Pesawat Amfibi

Kompas.com - 28/10/2022, 07:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BELAKANGAN ini Indonesia tengah menggalakkan pariwisata sebagai salah satu sumber penerimaan negara yang sangat potensial.

Wisata air mulai menjadi pilihan sejak semakin tingginya minat para turis yang datang ke Indonesia.

Sebagai negara tropis tentu saja wisata air di Indonesia menjadi sangat menarik. Setidaknya sudah ada lebih dari lima destinasi wisata air di Indonesia yang sudah mulai dikenal luas di dunia.

Mulai dari Nusa Dua di Bali, Pantai Parai Tenggiri di Bangka Belitung, Bunaken di Sulawesi Utara, Pulau Derawan di Kalimantan, Gili Trawangan di NTB, Raja Ampat di Papua, Wakatobi di Sulawesi, dan masih banyak lagi lainnya.

Sayangnya adalah di kawasan wisata air tersebut belum terlihat penggunaan pesawat amfibi atau seaplane yang digunakan.

Padahal di banyak kawasan wisata air di seluruh dunia penggunaan pesawat amfibi atau telah menjadi motor penggerak yang sangat efektif bagi kunjungan wisatawan.

Hal ini tentu saja mengundang pertanyaan besar dari berbagai pihak, tentang mengapa di Indonesia penggunaan pesawat amfibi tidak populer terutama dalam hal melayani turis yang berkunjung di kawasan wisata air.

Lokasi wisata air di Indonesia yang beraneka ragam keidahannya sangat menarik wisatawan untuk datang berkunjung.

Indonesia sebagai negara kepulauan yang luas logikanya penggunaan pesawat amfibi akan menjadi sarana yang sangat membantu dalam jejaring perhubungan antarpulau.

Kenyataannya tidak demikian adanya. Pesawat amfibi di Indonesia nyaris tidak atau kurang dikenal.

Walaupun sebenarnya di zaman Hindia Belanda sampai beberapa tahun pada awal kemerdekaan penggunaan pesawat amfibi cukup banyak populasinya.

Pemerintah Hindia Belanda banyak menggunakan pesawat amfibi bagi perhubungan antarpulau di Indonesia.

Sampai tahun 1950-an dan awal tahun 1960, masih banyak terlihat penggunaan pesawat amfibi oleh pihak penerbangan sipil dan juga militer. Sayangnya tahun 1980-an, sudah tidak terlihat lagi pesawat amfibi terbang di Indonesia.

Pesawat amfibi tidak sepenuhnya menghilang, karena terdapat satu dua investor asing pada beberapa tempat tertentu masih menggunakan pesawat amfibi bagi kebutuhan perhubungan antarpulau terpencil di daerah.

Sekali lagi mengapa penggunaan pesawat amfibi di Indonesia tidak berkembang dengan baik, perlu dicari apa gerangan yang menyebabkannya. Apabila dilihat sebagai negara kepulauan maka penggunaan pesawat amfibi pasti dibutuhkan.

Tentu saja ada beberapa perbedaan prinsip dalam penggunaan pesawat amfibi dibanding dengan pesawat terbang biasa.

Pesawat amfibi, misalnya, sangat rentan dengan korosi pada bodi pesawat yang sangat memengaruhi dalam sisi perawatannya.

Demikian pula para pilot pesawat amfibi memerlukan latihan khusus untuk menguasai keterampilan take off dan landing di air. Para teknisi pesawat amfibi memerlukan juga pendidikan dan training khusus.

Sebenarnya beberapa tahun lalu, sudah ada pihak asing dari Eropa yang ingin mengembangkan wisata air di Bali dengan menggunakan pesawat amfibi.

Sayang sekali, konon dalam mengurus perizinannya yang sampai memakan waktu dua tahun lebih tidak kunjung dapat selesai.

Aparat birokrasi kita memang tampak kurang menyadari pentingnya dukungan bagi terselenggaranya iklim bagi pengembangan wisata air di Indonesia.

Mereka lalu pindah ke Australia yang memang format wisata airnya telah menjadi model unggulan, salah satunya adalah di Sydney Harbour.

Prospek penggunaan wisata air di Indonesia menurut mereka jauh lebih baik dan lebih menjanjikan dibanding Australia.

Belakangan ini pihak pemerintah Indonesia memang telah mulai menggalakkan penggunaan pesawat amfibi terutama untuk lokasi wisata air.

Rancangan peraturan pemerintah yang menuangkan regulasi pengoperasian pesawat amfibi tengah digarap.

Persiapan sarana dan prasarana sudah mulai dibuat perencanaannya untuk memfasilitasi penerbangan pesawat amfibi.

Berbagai diskusi, seminar, simposium, dan webinar telah diselenggarakan untuk mempersiapkan semua aspek yang terkait dengan pengoperasian pesawat amfibi.

Di sisi lain terbetik juga berita tentang PTDI yang tengah menyelesaikan pesawat terbang buatan Indonesia N-219, untuk juga memproduksi varian amfibinya.

Mudah-mudahan rencana ini telaksana sehingga Indonesia mandiri memproduksi pesawat amfibi yang cocok digunakan untuk pengembangan wisata air.

Indonesia yang sangat kaya tujuan wisata terutama wisata air dipastikan sangat memerlukan pesawat terbang amphibi bagi pengembanan pariwisata sebagai sebuah industri.

Industri yang dapat menyumbangkan penambahan penerimaan negara dari sektor pariwisata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com