Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Gandrung Sewu Digelar Lagi Usai Absen 2 Tahun

Kompas.com - 30/10/2022, 12:27 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Festival Gandrung Sewu di Banyuwangi kembali digelar, Sabtu (29/10/2022), setelah absen dua tahun akibat pandemi Covid-19.

Dikutip dari Antara, Festival Gandrung Sewu 2022 digelar secara langsung di Pantai Boom, serta melibatkan 1.284 penari anak-anak hingga dewasa, termasuk seniman pengisi drama kolosal.

Diharapkan, festival terbesar di Banyuwangi ini dapat mengangkat pamor tari gandrung sekaligus sebagai perekat kecintaan para pemuda terhadap budaya lokal.

Baca juga: 10 Wisata Pantai di Banyuwangi, Ada Tempat Lihat Sunset Warna Merah

Tak hanya sebagai perhelatan pariwisata, festival ini juga dipandang sebagai salah satu cara memajukan budaya daerah.

"Selain unjuk seni, Gandrung Sewu upaya regenerasi pecinta dan pelaku seni Banyuwangi," ucap Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Sabtu, seperti dikutip Antara.

Adapun tema yang diusung Festival Gandrung Sewu 2022 adalah "Sumunare Tlatah Blambangan" atau Kilau Bumi Blambangan. Ini merupakan kisah Banyuwangi saat masih menjadi kawasan Kerajaan Blambangan.

Pada masa itu, kerajaan dilanda wabah. Sang putri raja, yakni Dewi Sekardadu, bahkan turut terjangkit wabah tersebut.

Kala itu, tak ada yang mampu menyembuhkan sang putri, hingga datang seorang ulama bernama Syekh Maulana Ishak ke Blambangan.

Baca juga: 4 Wisata Banyuwangi dengan Nuansa KKN di Desa Penari 

Kedatangannya berhasil menyingkirkan wabah dari Blambangan. Kisah inilah yang menjadi fragmen utama dalam Gandrung Sewu kali ini.

 

Festival Gandrung Sewu di Pantai Marina Boom, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (29/10/2022). KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA Festival Gandrung Sewu di Pantai Marina Boom, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (29/10/2022).

Dikutip Antara, drama kolosal "Kemilau Bumi Blambangan" ditampilkan di pelataran pasir Pantai Boom selama sekitar satu jam.

Para penari gandrung menari menggubakan atribut khas verwarna merah, serta iringan musik rancak gamelan Osing yang memadukan budaya Jawa dan Bali.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Menurut Ipuk, anak-anak muda yang mendaftar dalam seleksi penari untuk festival tersebut mencapai lebih dari 3.000 orang. Namun, hanya 1.284 yang terpilih.

"Saya sangat bangga. Terima kasih, anak-anakku. Terima kasih para orangtua, pelatih dan semua yang terlibat dalam festival ini," ucapnya.

Baca juga: 50 Wisata Pantai di Jawa Timur, dari Pacitan sampai Banyuwangi

Dikutip dari Kompas ID, bagi banyak pelajar, tampil di festival tersebut memang memberikan kebanggaan tersendiri.

Banyak dari peserta yang lolos sudah belajar menari sejak usia dini dengan kekhususan tarian tradisional. Sehingga, pencapaian ini dinilai sebagai sesuatu yang fenomenal.

Seusai menari, mereka juga mendapatkan ucapan selamat dari orangtua masing-masing. Tak sedikit yang menunjukkan keharuan, lantaran tampil di Festival Gandrung Sewu telah menjadi perjuangan panjang yang tidak mudah.

Baca juga: Liburan ke Desa Wisata Osing Banyuwangi, Bisa Belajar Tari Gandrung

Adapun Festival Gandrung Sewu turut berdampak positif terhadap ekonomi lainnya di Banyuwangi, seperti transportasi, penginapan, kuliner, hingga penjualan oleh-oleh khas yang diproduksi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) setempat.

Festival ini sebetulnya juga sudah digelar secara langsung tahun lalu, namun masih secara hybrid atau secara offline dan online.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com