Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2.500 Penjor Akan Menyambut Delegasi KTT G20 di Bali, Ini Maknanya

Kompas.com - 03/11/2022, 18:53 WIB
Louis Brighton Putramarvino,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bila berada di Bali, wisatawan bisa melihat hiasan mirip umbul-umbul yang biasanya dipasang di pinggir jalan. Hiasan tersebut bernama penjor. 

Dalam menyambut delegasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Pulau Dewata, sebanyak 2.500 penjor dipasang di sepanjang ruas jalan tertentu. Adapun KTT G20 akan berlangsung pada 15-16 November 2022.

Baca juga: Para Kepala Negara G20 Disebut Bakal Pakai Kain Khas Indonesia

“Simbol penjor yang sebenarnya memang berarti sebagai persembahan dan ucap syukur mampu menjadi salah satu tanda pengingat kepada peserta maupun delegasi KTT G20,” kata Ketua Paruman Walaka Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali, Profesor Dr. I Gusti Ngurah Sudiana, dikutip dari keterangan resmi yang Kompas.com terima, Rabu (2/11/2022).

Sudiana menjelaskan bahwa di Bali terdapat dua jenis penjor, yaitu penjor yang dipasang saat upacara adat dan penjor pepenjoran.

Baca juga: Penyesuaian Operasional Bandara I Gusti Ngurah Rai Selama G20

Penjor yang digunakan untuk menyambut para utusan KTT G20 adalah penjor pepenjoran, karena jenis tersebut dapat digunakan kapan saja tanpa harus berkaitan dengan upacara adat atau hari raya.

Lokasi penjor dalam menyambut KTT G20 di Bali

Penjor dipasang mulai dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai hingga lokasi pertemuan dan hotel untuk KTT G20.

Penjor yang dipasang pun terbagi menjadi dua jenis, yakni jenis madya atau menengah yang dipasang di sepanjang jalan raya.

Ada juga jenis utama yang dipasang di lokasi utama G20 yaitu Hotel The Apurva Kempinski, yang menjadi lokasi pertemuan, dan Kawasan Tahura Mangrove, yang menjadi lokasi perjamuan.

Baca juga: PPKM di Bali Saat KTT G20, Catat Jalur yang Terdampak

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com