Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Wildlife Komodo, Upaya Penerapan Wisata Berkelanjutan di TN Komodo

Kompas.com - 17/11/2022, 09:55 WIB
Nansianus Taris,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Nutsa Tenggara Timur (NTT) telah meluncurkan aplikasi INISIA beberapa bulan lalu.

Dalam aplikasi itu ada sistem Wildlife Komodo sebagai wadah untuk memberikan kontribusi konservasi serta untuk mengatur tata kelola kunjungan, serta aktivitas para wisatawan yang berkunjung ke Pulau Komodo, Pulau Padar, dan kawasan perairan sekitarnya.

"Dengan adanya sistem Wildlife Komodo, saya berharap tata kelola kunjungan ke Pulau Komodo, Pulau Padar, dan kawasan perairan sekitarnya dapat berjalan menjadi lebih baik," kata Kepala Disparekraf NTT Zet Sony Libing kepada Kompas.com, Rabu (16/11/2022).

Baca juga: Warga Pulau Komodo Ikut Pelatihan Jadi Naturalist Guide di TN Komodo

Menurut dia, sistem itu merupakan bukti nyata penerapan pariwisata berkelanjutan di Taman Nasional Komodo.

Manajemen kunjungan wisata di TN Komodo

Sementara itu, Koordinator Pelaksana Program Penguatan Fungsi di Taman Nasional Komodo, Carolina Noge menjelaskan, sistem Wildlife Komodo dalam digital platform INISA ditujukan  untuk manajemen kunjungan.

“Dengan dasar data reservasi, maka diketahui siapa, berapa, dan ke mana pengunjung akan berada di dalam kawasan. Hal ini tentu akan memudahkan pengelolaan, termasuk penjagaan dan patroli,” kata Carolina.

Ia melanjutkan, manajemen kunjungan itu menjadi salah satu program yang dilaksanakan di awal periode kerja sama untuk menjawab isu dan permasalahan, terutama terkait tata kelola yang saat ini terjadi di Pulau Komodo, Pulau Padar, dan perairan sekitarnya.

Upaya ini untuk mencegah overtourism yang berdampak pada perilaku komodo, pengelolaan sampah, terumbu karang yang rusak, perburuan liar, pemancingan ilegal, penggunaan pukat harimau, dan overfishing.

Baca juga: Ada Ancaman Resesi, Kenaikan Tarif TN Komodo Dikaji Ulang

"Jika permasalahan ini tidak segera diatasi, seiring berjalannya waktu, hilangnya nilai jasa ekosistem kawasan diproyeksikan akan dapat merusak habitat komodo," tutur Carolina.

Ia menambahkan, Sistem Wildlife Komodo sudah bisa diakses dan digunakan setiap wisatawan yang ingin melakukan kunjungan ke kawasan konservasi Pulau Komodo, Pulau Padar, dan kawasan perairan sekitarnya.

Untuk mengantur transaksi wisata

Sementara itu, Direktur Operasional PT Flobamor Abner Runpah Ataupah mengatakan aplikasi INISA hanya sebagai wadah penyalur yang mengatur lalu lintas transaksi wisata.

"Kita tidak menjual paket wisata," kata Runpah.

Runpah mengatakan, Flobamor sebagai sebuah perusahan milik Pemerintah Provinsi NTT tentu akan bekerja secara profesional dan akan mengedepankan etika komunikasi dengan para pelaku pariwisata di Labuan Bajo.

Ilustrasi pulau Komodocanva.com Ilustrasi pulau Komodo

"Kita fokus urus konservasi. Selain itu ada juga pemberdayaan masyarakat di kawasan Pulau Komodo. Jadikan mereka sebagai naturalist guide dan itu sudah berjalan, sebanyak 30 orang yang kita tekrut," jelasnya.

Ia pun tak memungkiri bahwa sejak lama warga Pulau Komodo telah menjalankan konservasi. Bahkan jauh sebelum Komodo itu sendiri dikenal dan dijadikan sebagai objek wisata.

Halaman:


Terkini Lainnya

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

Travel Update
Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Travel Update
5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

Hotel Story
Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada Maret 2024 Capai 1,04 Juta

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada Maret 2024 Capai 1,04 Juta

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com