Level ketinggian dan pendingin di pesawat dapat memengaruhi keadaan emosi dan fisik seseorang.
Dikutip dari laman Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, umumnya di ketinggian 11.000-12.200 meter, tekanan udara di dalam kabin sekitar 1.800-2.00 meter di atas permukaan laut. Perubahan itu dapat memengaruhi seseorang secara fisiologis, mengarah ke dehidrasi.
"Ketika Anda dehidrasi, tidak hanya badan Anda yang kekurangan sumber daya. Semuanya terdampak (termasuk perilaku dan otak). Beberapa orang mengalami kesulitan mengatur emosi mereka," terang De Luca.
Baca juga: Kenapa di Dalam Pesawat Begitu Dingin?
Kabin pesawat bisa menjadi tempat yang tidak nyaman bagi penumpang tertentu, terlebih bila memiliki tempat duduk yang kecil dan ruang untuk kaki (legroom) yang sempit sehingga dapat menyebabkan rasa sakit di lutut.
"Pengaturan tempat duduk yang lebih kecil dapat meningkatkan kecemasan (karena) batas fisik (physical boundaries) Anda dilewati," tutur De Luca, dikutip dari CNN.
Baca juga: Jangan Simpan Barang di Kantong Kursi Pesawat, Apa Sebabnya?
Ia menambahkan, pengalaman terbang juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman. Beberapa alasan yang ada lantaran makanan, minuman, selimut, dan bantal bisa saja tidak tersedia.
Tidak hanya itu, barang bawaan yang mungkin bisa membuat seorang penumpang merasa nyaman juga umumnya dibatasi di pesawat.
Beragam cara dapat dilakukan agar tidak mudah menangis atau emosional saat di pesawat. Salah satunya adalah dengan menangis, dengan catatan tidak mengganggu penumpang lain.
"Jika Anda naik pesawat bersama seseorang, bicarakan perasaan Anda," kata De Luca.
Baca juga: 5 Tips Naik Pesawat dengan Anak agar Tidak Rewel
Namun, jika naik pesawat sendirian, pelaku perjalanan bisa melakukan sesuatu guna "menyuruh" otak mereka untuk berpikir daripada merasakan, antara lain dengan mengisi teka-teki silang, bermain sudoku, atau bermain video game.
Penumpang pesawat bisa juga bermeditasi atau mengatur sendiri jenis hiburan yang akan dinikmati selama di pesawat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.