KOMPAS.com - Setelah dua tahun lebih terkurung karena pandemi Covid-19, banyak masyarakat yang berlomba-lomba melakukan perjalanan atau liburan saat situasi mulai kembali membaik.
Ini terlihat dari tingginya tingkat pemesanan untuk perjalanan melalui agen perjalanan maupun platform perjalanan, seperti disampaikan oleh Head of Corporate Partnership Traveloka Stevens Hendrajaya.
"Data internal Traveloka pada kuartal III tahun 2022 juga menunjukkan adanya peningkatan pemesanan hingga lima kali lipat untuk perjalanan destinasi internasional," ujar Stevens dalam talk show online bertajuk Tren Traveling Lintas Negara untuk Healing Anti-Ribet: a Contactless Journey, Rabu (14/12/2022).
Baca juga:
"Serta lebih dari 30 persen peningkatan pemesanan pada perjalanan destinasi domestik, jika dibandingkan dengan awal tahun 2022," imbuhnya.
Lebih lanjut, kata Stevens, secara keseluruhan pemesanan tiket pesawat juga meningkat hingga empat kali lipat dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Baca juga: Simak Syarat Naik Pesawat untuk Libur Nataru
Tingginya minat masyarakat untuk kembali liburan terutama mulai kuartal III pasa tahun 2022 memunculkan tren tertentu yang disukai wisatawan.
Hal ini ditunjukkan dalam Visa Global Travel Intentions, sebuah studi mencakup kebiasaan Digital Traveler di dalam maupun di luar negeri dengan beragam topik mulai dari intensi perjalanan, akomodasi favorit, preferensi masyarakat saat merencanakan perjalanan, dan destinasi wisata favorit baik di dalam maupun luar negeri.
Studi tersebut mencakup semua penelusuran yang menunjukkan minat dan preferensi perjalanan di masa pasca pandemi dari Maret-Juli 2022, dibandingkan November 2021-Februari 2022.
Baca juga: 5 Tips Liburan Mewah ke Labuan Bajo, Ini Kisaran Harganya
Salah satu hasil riset, akomodasi favoritnya adalah jenis perjalanan mewah atau luxury travel.
Angka wisatawan yang mencari hotel mewah atau bintang 5 meningkat hingga 58 persen, mencari resor dan vila mewah naik 14 persen, dan mencari restoran fine dining naik 9 persen.
Head of Strategy and Business Planning Visa Indonesia Handikin Setiawan mengungkapkan, ini terjadi karena selama dua tahun pandemi banyak yang menyimpan dana untuk jalan-jalan.
"Karena selama ini enggak bisa pergi, saving-nya menumpuk. Jadi ketika mau balas dendam, mereka kaya mau mencoba yang lebih mewah dibanding biasanya," ujar Handikin.
Baca juga: Kaleidoskop: 22 Tempat Wisata Viral Sepanjang 2022
Kendati demikian, kata dia, tentu tidak semua masyarakat memilih perjalanan mewah.
Rata-rata tren liburan mewah hanya dilakukan saat awal-awal pelonggaran, sedangkan semakin ke sini tipe perjalanan semakin bervariasi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.