Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Fakta Jalak Bali, Ikon Pariwisata Pulau Dewata

Kompas.com - 02/01/2023, 07:07 WIB
Sania Mashabi,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, Burung Curik Bali atau Jalak Bali adalah ikon pariwisata di Bali bagian barat.

Menurut Sandiaga, upaya pelestarian Jalak Bali bisa menjadi salah satu daya tarik wisata yang unik.

"Saya usulkan pariwisata berbasis konservasi, berbasis ecotourism ini dapat terus diperkuat untuk menjadi daya tarik," kata Sandi dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (1/1/2023).

Fakta burung jalak bali

Berikut fakta-fakta menarik tentang jalak bali yang dihimpun oleh Kompas.com:

1. Habitat jalak bali

Dikutip dari Kompas.com (7/9/2022), pesebaran jalak bali terbanyak ada di daerah Bubunan-Buleleng hingga Gilimanuk, Bali. Burung ini memiliki habitat asli terbatas.

Burung dengan berat sekitar 107 gram ini hanya ditemui di sekitar Taman Nasional Bali Barat (TNBB), tepatnya di daerah Semenanjung Tanjung Gelap Pahlengkong dan Prapat Agung.

Jalak Bali akan berada di daerah yang memiliki ketinggian 210 hingga 1.144 meter di atas permukaan laut.

Burung yang memiliki masa mengerami telur selama 17 hari ini juga dapat dijumpa di kawasan Lampu Merah, Tegal Bunder, Teluk Brumbun, Batu Gondang, dan Batu Licin.

Baca juga: Aktivitas di Trans Studio Bali, Foto di Replika Kapal Titanic

Biasanya, Jalak Bali berada di semak-semak dan pohon palem di tempat terbuka yang berbatasan dengan hutan rimbun dan tertutup.

2. Jalak bali sempat hampir punah

Burung yang mulai ditemukan oleh pakar satwa berkebangsaan Inggris bernama Walter Rothschild pada tahun 1910 ini, awalnya ada sebanyak 500 hingga 900 ekor di alam liar.

Angka itu didapatkan dari jurnal milik Rothschild yang sudah dipublikasikan. Namun pada 1970 populasi Jalak Bali tercatat tinggal 112 ekor.

Burung Jalak Bali Sedang Bertengger di KayuIstimewa Burung Jalak Bali Sedang Bertengger di Kayu

Lebih mirisnya, pada tahun 2005 hingga 2006 diketahui Jalak Bali yang bertahan hidup hanya enam ekor di kawasan TNBB.

Penurunan populasi Jalak Balik ini disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya perburuan liar yang masif karena tingginya permintaan untuk koleksi.

Selain itu, harga jual burung yang melambung di pasar domestik dan internasional juga menjadi penyebab utama.

Baca juga: Trans Studio Bali: Jam Buka, Tiket Masuk, dan Aktivitas

Harga Jalak Bali di pasar gelap sempat diperdagangkan hingga mencapai ratusan juta rupiah. Deforestasi habitat dengan tujuan alih fungsi lahan untuk pemukiman dan kawasan komersial pun juga menjadi penyebab penyumbang kepunahan.

Adapun pada 2005, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bali mencatat ruang hunian Jalak Bali hanya tersisa 1.000 hektar.

Padahal pada tahun 1970, ruang hunian Jalak Bali masih sekitar 300.000 hektar yang terbentang dari pesisi selatan hingga utara Bali.

3. Populasi jalak bali mulai meningkat

Oleh karena itu untuk menyelamatkan Jalak Bali dari kepunahan, pemerintah mengeluarkan kebijakan perlindungan satwa liar melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 421/Kpts/Um/8/1970.

Perlindungan hukum lainnya adalah Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa Jalak Bali.

Jalak bali (Leucopsar rothschildi) yang dilepas ke alam bebas di Cekik, Kabupaten Buleleng, Taman Nasional Bali Barat.KOMPAS/NINUK MARDIANA PAMBUDY Jalak bali (Leucopsar rothschildi) yang dilepas ke alam bebas di Cekik, Kabupaten Buleleng, Taman Nasional Bali Barat.

Upaya peningkatan populasi juga dilakukan dengan adanya kebijakan pemerintah untuk pihak yang bersedia melakukan penangkaran.

Kebijakan itu berupa pihak yang bersedia melakukan penangkaran diwajibkan menyerahkan (restocking) minimal 10 persen dari total satwa penangkaran untuk dilepasliarkan ke habitat asli.

Upaya itu akhirnya membuahkan hasil. Pada 2015 BKSDA mencatat terdapat 75 populasi jalak bali di TNBB.

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Kompas Travel (@kompas.travel)

Populasi tersebut semakin bertambah setiap tahunnya, pada 2017 sebanyak 81 ekor, 2018 sebanyak 109 ekor, pada 2019 sebanyak 256 ekor, dan pada September 2020 sebanyak 355 ekor.

Sementara berdasarkan data terakhir, jumlah populasi Jalak Bali terus meningkat dan sudah mencapai 560 ekor.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com