Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Tradisi Imlek di Indonesia dan Maknanya, Angpau hingga Barongsai

Kompas.com - 21/01/2023, 22:02 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com - Perayaan Tahun Baru Imlek identik dengan sejumlah tradisi yang tetap dilestarikan warga keturunan Tionghoa hingga saat ini. Pada 2023, Tahun Baru Imlek 2574 Kongzili akan diperingati besok, Minggu (22/1/2023).

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Glenn Wijaya mengatakan, secara tradisional ada tradisi yang berlangsung sejak hari pertama perayaan Tahun Baru Imlek hingga hari ke-15, atau Cap Go Meh.

“Namun, pada umumnya, semua tradisi dilakukan hanya pada malam sebelum Tahun Baru Imlek dan hari H saja. Sebab, di Indonesia hari libur cuma sehari,” ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (21/1/2023).

Baca juga: 4 Beda Imlek dan Cap Go Meh, Jangan Sampai Keliru

Baca juga: 4 Tempat Wisata di Bogor Bernuansa China, Cocok buat Libur Imlek

Sejumlah tradisi pada Tahun Baru Imlek bukan sekadar aktivitas biasa. Namun, lebih dari itu tradisi Imlek memiliki makna mendalam bagi warga keturunan Tionghoa.

Tradisi Imlek di Indonesia

Berikut tradisi Imlek di Indonesia serta maknanya seperti dirangkum Kompas.com.

Baca juga: Beda Perayaan Tahun Baru Imlek di China dan Indonesia

1. Berkumpul dengan keluarga

Ilustrasi berkunjung ke rumah kerabat saat Tahun Baru Imlek.Dok. Shutterstock/Dragon Images Ilustrasi berkunjung ke rumah kerabat saat Tahun Baru Imlek.

Glenn mengatakan Tahun Baru Imlek menjadi momentum untuk berkumpul dengan keluarga. Biasanya, keluarga mengadakan acara makan bersama menyambut Tahun Baru Imlek.

Tradisi Imlek di Indonesia biasanya makan bersama keluarga sebelum hari Imlek. Kemudian, bertemu sanak saudara pada hari H Imlek untuk makan bersama dan silaturahmi,” terangnya.

2. Bagi angpau

Ilustrasi angpauShutterstock/Dragon Images Ilustrasi angpau

Tradisi Imlek di Indonesia selanjutnya adalah membagikan angpau. Glenn mengatakan angpau pada umumnya diberikan oleh orang yang lebih tua atau sudah menikah.

“Orang yang senior atau sudah menikah membagikan angpau ke anak-anak atau kepada yang belum menikah,” ucapnya.

Baca juga: Identik dengan Imlek, Berapa Isi Uang Angpau?

 

Menurut Gleen, mulanya angpau berisi delapan koin yang digunakan untuk menghalau iblis bernama Sui. Namun, makna pemberian angpau kini bergeser menjadi lambang kemakmuran dan hoki atau keberuntungan.

“Kalau sekarang lebih kepada melambangkan kemakmuran dan hoki. Apalagi, biasanya pada angpau ditulis kata-kata doa agar hoki, sukses, dan makmur,” imbuh Glenn.

3. Sembahyang

Warga keturunan Tionghoa melakukan ibadah Tahun Baru Imlek 2573 Kongzili di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta, Selasa (1/2/2022). KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Warga keturunan Tionghoa melakukan ibadah Tahun Baru Imlek 2573 Kongzili di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan, Glodok, Jakarta, Selasa (1/2/2022).

Glenn melanjutkan, warga keturunan Tionghoa juga menggelar sembahyang keluarga pada Tahun Baru Imlek.

“Bisa juga diisi dengan sembahyang arwah keluarga atau pergi ke kelenteng,” ujarnya.

Mengutip Kompas.com (11/2/2021), warga keturunan Tionghoa meyakini bahwa tanpa para leluhur maka tidak ada kehidupan yang tengah dijalani saat ini.

Oleh sebab itu, manusia harus tetap mengingat dan bersyukur akan kehidupan yang dijalani dengan memberi penghormatan kepada para leluhur.

Adapun, pengertian leluhur dalam kepercayaan Tionghoa mencakup keturunan yang lahir sebelum orang tersebut, termasuk ayah dan ibu.

Baca juga: Apa Itu Sembahyang Leluhur dalam Perayaan Imlek?

4. Lampion merah

Ilustrasi lampion merah untuk dekorasi Imlek.Shutterstock/Pichaya Pureesrisak Ilustrasi lampion merah untuk dekorasi Imlek.

Pada Tahun Baru Imlek, kita bisa menemukan banyak lampion atau lentera merah di kelenteng, wihara, pecinan, area publik, hingga rumah warga keturunan Tionghoa.

Dihubungi terpisah, Sekretariat Badan Pengurus Perkumpulan Boen Tek Bio, Tedy Santibalo menjelaskan, lampion adalah simbol dari harapan warga keturunan Tionghoa pada tahun baru.

Baik dari sisi kesehatan, rezeki, kesuksesan, dan aspek kehidupan lainnya yang lebih baik dari tahun sebelumnya.

“Tahun baru, harapan baru. Mengharapkan kemakmuran, rezeki , kesuksesan, kesehatan yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Harapan tersebut disimbolkan  dengan penerangan kehidupan kita, dengan lampion sebagai penerangan kehidupan,” jelasnya kepada Kompas.com, Kamis (19/1/2023).

Baca juga: Malam Imlek 2023 di Lampion Pasar Gede, Ada Pementasan dan Pesta Kembang Api

Sementara itu, warna merah pada lampion melambangkan kemakmuran, kesatuan, dan rezeki.

“Masyarakat Tionghoa percaya bahwa lampion memberi jalan dan menerangi rezeki bagi penggunanya,” imbuhnya.

Melansir China Highlights, lampion melambangkan warga Tionghoa telah melepaskan tahun lalu dan menyambut tahun baru dengan keberuntungan.

 

Suasana pawai pesta rakyat Cap Go Meh Street Festival di Jalan Suryakencana, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (2/03/2018). MAULANA MAHARDHIKA Suasana pawai pesta rakyat Cap Go Meh Street Festival di Jalan Suryakencana, Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (2/03/2018).

5. Barongsai dan liong

Masyarakat berbondong-bondong ikutin festival Grebeg Sudiro Kota Solo, Jawa Tengah, melihat aktraksi barongsai, Minggu (15/1/2023).KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati Masyarakat berbondong-bondong ikutin festival Grebeg Sudiro Kota Solo, Jawa Tengah, melihat aktraksi barongsai, Minggu (15/1/2023).

Tradisi Imlek di Indonesia selanjutnya adalah atraksi barongsai dan liong. Selain Imlek, kedua atraksi tersebut juga bisa dilihat pada hari penting warga keturunan Tionghoa lainnya.

Mengutip Kompas.com (17/1/2022), singa adalah simbol keberuntungan dan kebahagiaan. Sedangkan, naga melambangkan keberanian dan kekuatan.

Kedua atraksi tradisional ini dipercaya bisa mengantarkan keberuntungan dan mengusir roh jahat menyambut tahun baru.

Baca juga: Makna Barongsai, Selalu Muncul Saat Imlek

6. Makanan khas Imlek 

Ilustrasi makanan pembawa keberuntungan saat Tahun Baru ImlekPIXABAY/HARTONO SUBAGIO Ilustrasi makanan pembawa keberuntungan saat Tahun Baru Imlek

Ada beragam makanan khas Tahun Baru Imlek yang disuguhkan oleh warga keturunan Tionghoa. Mulai dari kue keranjang, jeruk mandarin, ikan, mi, dan lainnya.

Setiap makanan tersebut, ternyata memiliki makna tersendiri. Jaruk misalnya, simbol kesuksesan dan kehidupan mendatang yang lebih cerah. 

Selanjutnya, mi panjang melambangkan umur panjang sehingga tidak boleh terpotong saat makan.

Baca juga: Kenapa Jeruk Identik dengan Imlek di Indonesia?

Selain mi, warga keturunan Tionghoa juga suka makan lumpia yang bentuknya menyerupai emas batangan atau pangsit menyerupai perak batangan karena dipercaya membawa kemamuran.

Makanan lainnya yang tak boleh dilewatkan ketika Imlek adalah ikan yang dimasak dengan dikukus dalam kondisi utuh.

7. Menghias rumah 

Lampion, taman hias palsu, gantungan dijual di sepanjang jalan di Pecinan, Glodok, Jakarta Barat, Rabu (18/1/2023). Para pembeli pun sibuk memilih ornamen khas Imlek di tahun kelinci air ini. KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI Lampion, taman hias palsu, gantungan dijual di sepanjang jalan di Pecinan, Glodok, Jakarta Barat, Rabu (18/1/2023). Para pembeli pun sibuk memilih ornamen khas Imlek di tahun kelinci air ini.

Warga keturunan Tionghoa menghias rumah mereka menyambut Tahun Baru Imlek. Adapun dekorasi rumah umumnya identik dengan warna merah.

Tahun Baru Imlek memang identik dengan pernak permik warna merah, lantaran dipercaya sebagai tanda api yang melambangkan kehidupan baru dan kemakmuran. 

Menjelang Tahun Baru Imlek, warga bisa menemukan beragam dekorasi khas Imlek di pecinan. Mulai dari lampion, angpau, bunga, pohon buah kumquat, dan sebagainya. 

Baca juga: Makna Imlek bagi Orang Tionghoa, Lebih dari Sekadar Perayaan

8. Menyalakan petasan

Menyalakan petasan saat Tahun Baru Imlek berkaitan dengan legenda monster bernama Nian. Konon, monster Nian mengganggu penduduk setiap malam tahun baru. 

Oleh sebab itu, warga keturunan Tionghoa menciptakan suara bising untuk menakuti roh jahat, Nian. Petasan kecil berwarna merah adalah benda yang paling sering digunakan untuk membuat suara bising pada Tahun Baru Imlek. 

Baca juga: Benarkah Tidak Boleh Menyapu Saat Imlek?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com