Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/02/2023, 12:17 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com -Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu destinasi wisata populer di Indonesia hingga mancanegara. Berwisata ke Lombok, tidak lengkap tanpa membeli oleh-oleh bagi keluarga atau teman.

Apalagi, Lombok memiliki beberapa cinderamata khas. Mulai dari tenun, mutiara, kerajinan tangan, dodol rumput laut, madu, kopi, dan sebagainya.

Baca juga: 4 Fakta Tradisi Bau Nyale di Lombok, Berawal dari Putri Mandalika

Tempat beli oleh-oleh di Lombok

Kompas.com telah merangkum beberapa tempat beli oleh-oleh di Lombok, yang bisa menjadi alternatif bagi wisatawan. 

1. Sasaku 

Sasaku merupakan tempat beli oleh-oleh di Lombok yang cukup populer di kalangan wisatawan.

Lokasinya cukup strategis di Kota Mataram, tepatnya di Komplek Pertokoaan Dasan Cermen 31-32 Jalan Teguh Lopan Cakranegara, Dasan Cermen, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram. Selain di Kota Mataram, Sasaku memiliki cabang di Senggigi.

Baca juga: Pantai Seger Lombok: Jam Buka, Tiket Masuk, dan Aktivitas

Mengutip Kompas.com (5/9/2021), Sasaku menjual oleh-oleh Lombok lengkap. Mulai dari kain tenun, kain pantai, sandal lukis, kaos, kerajinan tangan, mutiara, camilan, dan sebagainya.

Toko ini menjual sekitar 490 jenis desain kaos dan baju yang diproduksi secara mandiri.

Selain cinderamata lengkap, pengunjung bisa menikmati suasana toko  yang unik dengan tema tradisional Lombok. Dinding toko oleh-oleh tersebut dihiasi ornamen ukiran kayu khas Lombok.

Baca juga: Pantai Senggigi Lombok: Jam Buka, Tiket Masuk, dan Aktivitas

2. Desa Adat Sade 

Seorang warga menjual pernak pernik di Desa Adat Sade di Rembitan, Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Rabu (16/3/2022). KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Seorang warga menjual pernak pernik di Desa Adat Sade di Rembitan, Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Rabu (16/3/2022).

Desa Adat Sade merupakan sentra produksi kain tenun dan songket khas Lombok yang sudah terkenal di kalangan wisatawan. Masyarakat Desa Adat Sade adalah orang Sasak yang merupakan suku asli Lombok. 

Mengutip Kompas.com, (15/11/2015), produk tenun di Desa Adat Sade menggunakan pewarna alami, serta diproduksi menggunakan tangan menggunakan alat tradisional.

Baca juga: Warga Desa Sade NTB Akan Dapat Pelatihan Bahasa Inggris

Untuk satu produk tenun, perajin mampu menyelesaikannya dalam waktu satu minggu hingga tiga bulan, bergantung motif dan panjang kain. Harga satu produk tenun mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 500.000.

Selain tenun, wisatawan bisa menjumpai kerajinan tangan khas Lombok lain. Pengunjung juga bisa melihat rumah adat Sade yang terbuat dari bambu dan jerami, atau disebut Bale.

3. Desa Sukarara

Sejumlah perempuan menyelesaikan penenunan di sentra tenun Lombok di Desa Sukarara, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (19/6/2016). KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO Sejumlah perempuan menyelesaikan penenunan di sentra tenun Lombok di Desa Sukarara, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (19/6/2016).

Selain di Desa Adat Sade, wisatawan bisa membeli beragam kain tenun dan songket khas Lombok di Desa Sukarara. Mengutip Kompas.com (18/3/2022), terdapat toko kecil di depan Desa Sukarara yang menjual oleh-oleh khas Lombok.

Mulai dari kain tenun, kain ikat, tas tenun, hingga topi. Semua kerajinan ini dibuat oleh masyarakat Desa Sukarara.

Baca juga: Itinerary 1 Hari di Lombok, Wisata ke Desa Sukarara dan Desa Sade

Serupa, kain tenun di Desa Sukarara juga diproduksi secara tradisional, dengan harga mulai dari Rp 150.000 hingga Rp 350.000. Ada berbagai motif antara lain motif keker, subanala, dan nanas.

Wisawatan juga bisa belajar menenun di Desa Sukarara, bersama masyarakat setempat.

4. Desa Banyumulek

Toko gerabah Haeniatun di Desa Banyumulek, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Minggu (7/2/2016). Toko gerabah ini sering dikunjungi oleh wisatawan untuk mendapatkan oleh-oleh khas Lombok.KOMPAS.COM/IRA RACHMAWATI Toko gerabah Haeniatun di Desa Banyumulek, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Minggu (7/2/2016). Toko gerabah ini sering dikunjungi oleh wisatawan untuk mendapatkan oleh-oleh khas Lombok.

Desa Banyumulek merupakan sentra produksi tembikar atau gerabah terbesar di Lombok yang sudah populer di kalangan wisatawan.

Melansir dari laman Dinas Pariwisata NTB, pengunjung bisa menemukan aneka jenis gerabah sebagai oleh-oleh, dari berbagai ukuran dan bentuk.

Baca juga: Menculik Calon Istri, Tradisi Unik yang Terjaga di Sasak Ende, Lombok Tengah

Desa ini terletak 14 kilometer dari Kota Mataram, tepatnya di Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Mayoritas penduduk desa berprofesi sebagai perajin gerabah.

Tak hanya di dalam negeri, produk gerabah Desa Banyumulek sudah menemus pasar ekspor.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Gunung di Indonesia Bakal Diberi 'Grade', Kurangi Risiko Kecelakaan

Gunung di Indonesia Bakal Diberi "Grade", Kurangi Risiko Kecelakaan

Travel Update
66 Persen Turis Lebih Suka Liburan ke Tempat yang Sudah Familer

66 Persen Turis Lebih Suka Liburan ke Tempat yang Sudah Familer

Travel Update
Hotel Mulai Penuh, Penonton MotoGP Mandalika Bisa Nginap di Homestay

Hotel Mulai Penuh, Penonton MotoGP Mandalika Bisa Nginap di Homestay

Hotel Story
Hotel Santika Hadir di Lampung, Menginap Mulai Rp 899.000

Hotel Santika Hadir di Lampung, Menginap Mulai Rp 899.000

Hotel Story
Batik Air Terbang dari Makassar ke Merauke PP Mulai 2 Oktober

Batik Air Terbang dari Makassar ke Merauke PP Mulai 2 Oktober

Travel Update
Korea Utara Disebut Bolehkan Pelaku Perjalanan Asing Masuk

Korea Utara Disebut Bolehkan Pelaku Perjalanan Asing Masuk

Travel Update
Mengulik Munculnya Keroncong di Indonesia, Berawal dari Kampung Tugu

Mengulik Munculnya Keroncong di Indonesia, Berawal dari Kampung Tugu

Jalan Jalan
7 Penginapan Murah di Lembah Harau, Mulai Rp 200.000-an Per Malam 

7 Penginapan Murah di Lembah Harau, Mulai Rp 200.000-an Per Malam 

Hotel Story
Okupansi Hotel di Mandalika Jelang MotoGP 2023 Capai 95 Persen

Okupansi Hotel di Mandalika Jelang MotoGP 2023 Capai 95 Persen

Hotel Story
Luas Kebakaran Hutan dan Lahan di TN Baluran Capai 88,66 Hektar

Luas Kebakaran Hutan dan Lahan di TN Baluran Capai 88,66 Hektar

Travel Update
Tren Wisata ke Gunung-gunung Kecil Jadi Populer Saat Pandemi

Tren Wisata ke Gunung-gunung Kecil Jadi Populer Saat Pandemi

Travel Update
Seluruh Gunung di Indonesia Akan Terapkan Sistem Tiket Online

Seluruh Gunung di Indonesia Akan Terapkan Sistem Tiket Online

Travel Update
Jejak Portugis di Kampung Tugu, Ada Gereja Berusia Lebih dari 2 Abad

Jejak Portugis di Kampung Tugu, Ada Gereja Berusia Lebih dari 2 Abad

Jalan Jalan
Taman Kyai Langgeng Ecopark Magelang, Wisata Hutan Buatan di Perkotaan

Taman Kyai Langgeng Ecopark Magelang, Wisata Hutan Buatan di Perkotaan

Jalan Jalan
Aneka Tantangan Wisata Gunung, dari Sampah hingga Pengelolaan Kunjungan

Aneka Tantangan Wisata Gunung, dari Sampah hingga Pengelolaan Kunjungan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com