Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lokasi Perjanjian Giyanti 13 Februari 1755, Asal Mula Keraton Surakarta dan Yogyakarta

Kompas.com - 14/02/2023, 07:31 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

KOMPAS.com – Keraton Surakarta dan Yogyakarta saat ini memang merupakan istana kerajaan dengan wilayahnya masing-masing di dalam kawasan Negara Republik Indonesia.

Keraton Surakarta merupakan istana Kasunanan Surakarta Hadiningrat, sementara Yogyakarta merupakan istana Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Namun, ternyata dahulu kedua kerajaan tersebut merupakan satu, yakni Mataram Islam yang berdiri tahun 1586 Masehi.

Baca juga: Perjanjian Giyanti 13 Februari, 268 Tahun Pecahnya Mataram Islam Jadi Surakarta dan Yogyakarta

Mataram Islam akhirnya pecah jadi dua kerajaan setelah penandatanganan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755. Saat itu Mataram Islam berada di bawah kepemimpinan Paku Buwana III.

Hasil perjanjian adalah, Paku Buwana III mendapat bagian kerajaan sebelah timur (Surakarta) dan Pangeran Mangkubumi mendapat bagian kerajaan sebelah Barat (Yogyakarta).

Situs Perjanjian Giyanti di Desa Jantiharjo, Karanganyar, Jawa Tengah. Di sinilah ditandatangani Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755 yang memecah Mataram Islam jadi Surakarta dan Yogyakarta.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Situs Perjanjian Giyanti di Desa Jantiharjo, Karanganyar, Jawa Tengah. Di sinilah ditandatangani Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755 yang memecah Mataram Islam jadi Surakarta dan Yogyakarta.

Pangeran Mangkubumi kemudia naik tahta menjadi raja pertama Ngayogyakarta Hadiningrat dengan bergelar Sultan Hamengku Buwana I.

Lokasi Perjanjian Giyanti

Kini, lokasi Perjanjian Giyanti masih ada dan bisa dikunjungi masyarakat umum yang ingin belajar sejarah.

Lokasi Perjanjian Giyanti kini juga sudah masuk dalam Daftar Cagar Budaya Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Baca juga: Masjid Kotagede, Masjid Tertua di Yogyakarta Peninggalan Mataram Islam

Adapun lokasi Perjanjian Giyanti tepatnya berada di Desa Jantiharjo, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Dari pusat Kabupaten Karanganyar, jarak tempuh menuju Situs Perjanjian Giyanti adalah sekitar 6 kilometer (km) dengan waktu tempuh kurang-lebih 15 menit.

Jika berangkat dari Alun-alun Karanganyar, lurus terus ke arah timur. Kemudian, tinggalkan jalan utama dan masuk ke jalan menuju Tawangmangu via Matesih.

Lurus terus ikuti jalan bermarka sejauh kurang-lebih 3,5 kilometer (km). Nantinya pas belokan, ada gapura bertuliskan “Kerten Jantiharjo Karanganyar”.

Tinggalkan jalan utama Karanganyar-Matesih, masuk ke jalan di gapura itu. Terus lurus sampai perempatan pertama kemudian belok kiri.

Baca juga: Bantul Kembangkan Wisata Sejarah Kerajaan Mataram

Nantinya, Situs Perjanjian Giyanti ada di kiri jalan. Tempat ini berupa pohon beringin yang diberi pagar. Konon di antara tiga pohon beringin dalam pagar itulah ditandatangani Perjanjian Giyanti.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com