Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik Terowongan Silaturahmi, Penghubung Masjid Istiqlal dan Katedral

Kompas.com - 15/02/2023, 20:04 WIB
Suci Wulandari Putri Chaniago,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jika dilihat selama beberapa tahun belakangan, Masjid Istiqlal telah mengalami banyak perubahan. Terutama di bagian pemanfaatan lahan parkir yang kini sudah menjadi taman.

"Renovasi Istiqlal ini dilakukan pas pandemi masuk. Jadi selama dua tahun ditutup, kemudian dibuka kembali saat pandemi mulai reda," kata Imam Besar Masjid Istiqlal Nazaruddin Umar saat ditemui oleh Kompas.com di Masjid Istiqlal pada Selasa (14/2/2023).

Nazaruddin mengatakan perubahan yang baru-baru ini dilakukan di kawasan Masjid Istiqal yakni dibangunnya sebuah terowongan bawah tanah yang menghubungkan antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.

Baca juga:

Saat tim Kompas.com berkunjung ke Masjid Istiqlal pada Selasa (14/2/2023),  pintu masuk menuju terowongan dari arah Masjid Istiqlal berada tepat di depan gerbang Utama.

Pintu masuk tersebut nampak simetris dengan pintu masuk terowongan yang berada persis di seberang jalan. Tepatnya di dekat gerbang masuk Gereja Katedral. 

Namun sayangnya, tim Kompas.com tidak bisa masuk ke dalam terowongan karena belum dibuka untuk umum.

Asal usul terowongan silaturahmi

Terowongan silaturahmi yang memfasilitasi ruang parkir bagi jamaah Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta.Dok. Kementerian PUPR. Terowongan silaturahmi yang memfasilitasi ruang parkir bagi jamaah Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta.

Nazaruddin mengatakan, sebelum hadirnya terowongan silaturahmi, ia sempat berkeinginan untuk menghilangkan pagar pembatas antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.

"Saya dulu meminta agar jalanan yang memisahkan (antara Katedral dan Istiqlal) juga dihilangkan dan dijadikan sebuah taman. Jadi kami satu pekarangan dengan Katedral," katanya.

Akan tetapi, kata Nazaruddin, usulan tersebut tidak bisa direalisasikan karena penutupan jalan di kawasan Istiqlal dan Katedral akan menimbukan kemacetan.

"Setelah diteliti oleh Dinas Perhubungan, kawasan ini masuk kawasan ring satu (kawasan istana negara), kalau jalanan ini ditutup, otomatis akan macet," terang Nazaruddin.

Baca juga:

Menimbang usul pembuatan taman di kawasan Istiqlal dan Katedral tidak bisa direalisasikan, maka Nazaruddin mengusulkan untuk membangun sebuah terowongan.

Akan tetapi setelah diteliti, di lokasi yang akan dibangun terowongan tersebut terdapat pipa air dan pipa listrik berukuran besar peninggalan zaman Belanda.

Selain pipa berukuran besar, ia mengatakan bahwa di sekitar kawasan Istiqlal juga banyak terdapat terowongan bekas zaman Belanda.

Terowongan Silaturahmi siap diserahterimakan ke Kementerian Agama (Kemenag) Kementerian PUPR Terowongan Silaturahmi siap diserahterimakan ke Kementerian Agama (Kemenag)

Sehingga, untuk membangun terowongan menuju Katedral perlu menggali tanah lebih dalam lagi, yang menurut kalkulasi anggaran, dana yang diperlukan pun jauh lebih besar.

"Bagaimana kelau jembatan? Kalau jembatan sudah banyak dan malah merusak pemandangan," katanya.

Nazaruddin mengatakan bahwa usulan pembangunan terowongan bawah tanah tersebut sempat ditolak. Akan tetapi setelah ia mengajukan ke Presiden Joko Widodo, usulan tersebut diterima.

Baca juga:

"Di luar dugaan, presiden menyetujui, dan dalam tempo yang singkat akhirnya yang tadinya tidak setuju, jadi setuju, karena ini akan menjadi ikon," jelasnya. 

Setelah mendapat persetujuan dari Presiden Joko Widodo, maka mulailah dibangun sebuah terowongan yang diberi nama Terowongan Silarurahmi.

Fungsi Terowongan Silaturahmi

Nazaruddin mengatakan bahwa terowongan penghubung antara Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyeberangan. Nantinya, terowongan tersebut akan dijadikan sebagai ikon pembelajaran.

"Bahkan kita sering menggunakannya (terowongan) untuk meeting interfaith (diskusi antar umat beragama), karena lumayan luas," katanya.

Selain menjadi tempat pertemuan, terowongan ini direncanakan nantinya juga akan dijadikan sebagai museum penyeberangan. 

Baca juga:

Museum tersebut bakal dilengkapi dengan hiasan ikonik dari tembaga berbentuk tangan yang saling berjabatan, lampu, serta musik yang mengalun di dalam terowongan.

"Ya, akan dibuka untuk umum, cuma sekarang ikon itu belum dipasang," katanya.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Nazaruddin mengatakan bahwa pembukaan Terowongan Silaturahmi ini direncanakan akan diresmikan pada 22 Februari 2023 mendatang, bertepatan dengan hari jadi Masjid Istiqlal yang ke-45. 

Baca juga:

Akan tetapi peresmian tersebut belum bisa dipastikan. Sebab, karya seni yang akan menjadi ikon terowongan masih dalam tahap penyelesaian.

"Karya seni itu harus membutuhkan waktu, awalnya (diusulkan) dari seniman asal Bali, Jogja, Jawa Tengah, dan Bandung. Akhirnya (karya seni yang akan dipajang) berasal dari arsitek ITB," terang Nazaruddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com