KOMPAS.com - Wilayah Jakarta Barat tidak hanya terdapat mal dan tempat kulineran, tapi juga sejumlah masjid yang sudah berdiri sejak ratusan tahun lalu.
Meski sudah beberapa kali mengalami perbaikan, masjid-masjid tersebut masih mempertahankan keaslian dan tetap terawat.
Baca juga:
Berikut beberapa masjid tua yang ada di Jakarta Barat yang bisa jadi lokasi wisata religi:
Masjid Jami An Nawier dikenal sebagai masjid bergaya neoklasik dengan usia lebih dari dua abad atau 263 tahun.
Masjid ini ada di Jalan Pekojan Raya Nomor 17, Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.
Menurut Pemandu dari Wisata Kreatif Jakarta Ira Latief, masjid yang juga dikenal dengan nama Masjid Jami Pekojan ini memiliki nuansa kolonial yang kental.
Hal itu tampak dari arsitektur dan interior masjid yang banyak menggunakan pilar-pilar khas era tersebut.
"Pilarnya ada 33, itu jumlah tasbih," kata Ira dalam acara Jelajah Masjid di Masjid An Nawir, Sabtu (1/4/2023).
Baca juga: Masjid An Nawier di Pekojan, Bergaya Neoklasik dan Berusia 2 Abad
Masjid tua lainnya di Jakarta Barat adalah Masjid Jami Al Anwar atau dikenal juga sebagai Masjid Angke. Masjid ini berada di tengah permukiman padat, dilaporkan oleh Kompas.com, Rabu (15/3/2023).
Adapun tempat ibadah ini berdiri di lahan kosong pada tahun 1761, atau saat kepemimpinan Pangeran Tubagus Angke yang lebih dikenal sebagai Pangeran Jayakarta II.
Bila dihitung maka usianya sudah mencapai sekitar 262 tahun.
Arsitektur masjid ini juga cukup unik karena memadukan unsur budaya Belanda, China, dan Banten.
Baca juga: Mengunjungi Masjid Angke, Simbol Ragam Budaya yang Berusia 2 Abad
Dilansir dari laman resmi Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Masjid Jami Kebon Jeruk berlokasi di Jalan Hayam Wuruk Nomor 83, Jakarta Barat.
Masjid ini juga termasuk salah satu masjid tua di Jakarta dan sudah menjadi bangunan cagar budaya. Tempat ibadah ini didirikan oleh perempuan China beragama Islam bernama Fatimah Wu atau Nyonya Chai.
Ia merupakan istri seorang pemimpin muslim China yang bernama Chan Tsin Wa atau Tschoa.
Ada sejumlah pendapat berbeda soal tahun dibangunnya masjid ini. Ada yang berpendapat bahwa masjid ini dibangun pada tahun 1786, sedangkan ada pula yang memperkirakan masjid ini didirikan pada tahun 1792.
Baca juga: Masjid Agung Banten, Ada Menara Unik Mirip Mercusuar
Masjid Langgar Tinggi di Pekojan juga termasuk salah satu masjid tua di Jakarta Barat karena dibangun pada tahun 1829. Usianya pun, jika dihitung, mencapai sekitar 194 tahun.
Ira menyampaikan, masjid ini dibangun oleh seorang saudagar Arab asal Yaman Hadarmaut bernama Said Naum.
Masjid ini tidak terlalu besar maka dinamai Langgar Tinggi. Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata "langgar" berarti masjid kecil tempat mengaji dan shalat, namun dalam jumlah terbatas dan tidak dengan banyak jemaah, misalnya saat shalat Jumat.
Baca juga: Mengelilingi Masjid Istiqlal, Banyak Simbol Nasionalisme dan Falsafah Islam
Masjid Langgar Tinggi berada di lantai dua bangunan sehingga pengunjung harus menaiki anak tangga dari kayu.
Sementara itu, bagian lantai dasarnya difungsikan sebagai tempat berwudhu, toilet, dan beberapa toko minyak wangi milik warga setempat.
Menurut Ira, pada masa lalu toko-toko tersebut digunakan sebagai penginapan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.