Karena fasilitas ini gratis, tidak ada komplain yang perlu saya sampaikan.
Hanya saja, bagi saya kurang efisien.
Alasan pertama, kita masih harus turun-naik tangga hingga dua lantai untuk menuju bus dan masuk ke gate terkait.
Selain itu, ketika cuaca panas, kita jadi harus keluar dari ruangan berpendingin jika hendak menggunakan fasilitas ini.
Baca juga:
Saya sendiri cukup menikmati momen menjelajahi Terminal 3 setiap kali akan terbang dari sana.
Sehingga, selama tidak terburu-buru, bagi saya tidak masalah untuk jalan kaki hingga ke gate ujung.
Desain yang modern dan banyaknya gerai yang tersebar di sejumlah gate menjadi alasannya.
Alasan lainnya, sekalipun sudah mepet waktu terbang dan perlu segera mencapai gate, shuttle bus itu tidak langsung tersedia untuk mengantarkan penumpang.
Pada eksperimen pribadi saya, misalnya, waktu tunggu shuttle bus mencapai sekitar 10 menit. Belum lagi perlu waktu untuk turun tangga menuju shuttle bus dan naik lagi saat menuju gate.
Baca juga:
Durasi tersebut saya rasa sudah cukup untuk jalan kaki menuju gate 22-28, dengan bantuan travelator alias ban berjalan yang tersedia di beberapa titik.
Sementara bagi kelompok rentan, naik golf car tentu lebih efisien dan nyaman karena masih berada di dalam gedung saja.
Meski begitu, pada momen penumpang bandara tinggi, seperti periode libur Lebaran, keberadaan shuttle bus ini cukup membantu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.