KOMPAS.com - Perayaan Waisak 2023 telah berlangsung mulai Jumat (2/6/2023) hingga Minggu (4/6/2023) di Candi Mendut dan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Acara diawali dengan penjemputan Api Dharma di Mrapen, Grobogan, pada Jumat (2/6/2024). Lalu keesokan harinya dilanjutkan dengan ritual pensakralan Api Dharma di Candi Mendut.
Baca juga:
"Dalam ajaran agama Buddha, api melambangkan penerangan, jadi seperti Dharma yang Buddha ajarkan kepada kita itu bisa menerangi makhluk yang ada di alam samsara, yaitu alam penuh kegelapan," kata Wakil Ketua Panitia Waisak Nasional YM. Bhikkhu Dhammavuddho Thera Victor Jaya Kusuma kepada Kompas.com, Selasa (6/6/2023).
Lantas, mengapa Api Dharma untuk Hari Raya Waisak 2023 diambil dari Mrapen?
Menurut informasi yang disampaikan oleh Bhikku Victor, daerah Mrapen di Grobongan memiliki sumber gas abadi.
"Mrapen ini memiliki sumber gas yang abadi, yang alami. Pada saat perayaan Waisak kita mengambilnya yang alami," kata Bhikkhu Victor.
Saat beribadah di wihara, lanjutnya, umat Buddha biasanya hanya menggunakan korek api biasa sebagai sumber api untuk beribadah.
Bedanya, kata Bhikkhu Victor, karena perayaan Waisak 2023 ini merupakan acara yang istimewa maka api untuk peribadatan langsung diambil dari sumber alam.
"Di sana ada gasnya, kalau kita mau kebaktian, di situ ada api yang bisa dinyalakan," katanya.
Baca juga:
Ia mengatakan, selain digunakan untuk sarana ibadah, gas abadi yang ada di Mrapen juga kerap digunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari.
"Hari-hari biasa orang juga boleh mengambil api di sana. Kadang orang juga masih bertapa juga di sana," tuturnya.
Apabila ingin melihat Api Abadi Mrapen dari dekat, kamu bisa datang langsung ke Mrapen. Lokasinya di Mrapen, Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Dari pantauan Kompas.com di lokasi, Jumat (2/6/2023), Api Dharma yang dibawa dari Mrapen Grobongan tiba di Candi Mendut sekitar pukul 15.30 WIB.
Setibanya di candi tersebut, pengurus Walubi (Perwakilan Umat Buddha Indonesia) diikuti para bhante (rohaniawan yang mendalami agama Buddha) membawa Api Dharma menuju altar.
Tepat di dekat altar, berjejer para bhante dan pengurus Walubi menyambut kedatangan Api Dharma.
Api tersebut kemudian dipindahkan ke altar diiringi doa yang dipanjatkan para umat Buddha.
Baca juga:
Dilaporkan oleh Kompas.com, Jumat (2/6/2023), Pimpinan Ritual Api Dharma Mrapen Waisak Nasional 2567 B.E/2023 YM. Bhante Subin Goshito Mahathera menyampaikan, Api Dharma memancarkan cahaya gemerlapan, menghapuskan keadaan suram menjadi terang, dan memberikan semangat menembus ketidaktahuan dalam kehidupan.
Pancaran penerangan ini, kata Bhante Subin, akan menjadikan kehidupan bisa terayomi oleh tuntutan Dharma yang mampu melepaskan manusia dari belenggu penderitaan.
"Api Dharma sebagai lambang semangat merupakan sarana peribadatan ritual umat Buddha yang senantiasa melahirkan pencerahan dan penyadaran dalam kehidupan ini," katanya.
Baca juga: Pengalaman Ikut Menerbangkan Lampion Waisak di Candi Borobudur
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.