Pulau terakhir yang bisa dikunjungi adalah Pulau Marsela yang juga memiliki keindahan wisata bahari.
Pulau ini memiliki banyak area pantai yang bisa dikunjungi seperti Pantai Pasir Panjang, Pantai Uryeka, Pantai Batu Kapal, Pantai Pasir Putih Babyotan, Pantai Serili, dan masih banyak lagi.
Baca juga: Liburan ke Banda Neira, Simak Panduan Lengkap Transportasinya
Berdasarkan informasi dari Dinas Pariwisata Maluku Barat Daya, Rumah Raja Wonreli atau yang biasa disebut Kotraram dibangun pada tahun 1664.
Rumah ini terbilang unik karena tiang-tiangnya terbuat dari batang pohon koli atau lontar dan atapnya dari daun rumbia.
Baca juga: 5 Aktivitas di Desa Wisata Welora Maluku, Cuci Mata di Bawah Laut
Di area rumah juga terdapat beberapa makam raja-raja di kawasan itu.
Meski terbuat dari kayu dan daun, sampai saat ini bangunan itu masih berdiri dan mempertahankan keasriannya walau sudah beberapa kali direnovasi.
Dilansir dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rumah Raja Wonreli masih digunakan untuk kepentingan adat setempat.
Benteng yang berlokasi di Kota Lama, Pulau Kisar, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku ini adalah salah satu jejak peninggalan serikat dagang Belanda atau VOC, berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Maluku Barat Daya.
Baca juga: Desa Wisata Welora di Maluku Barat Daya, Punya Spot Selam Keren yang Digemari Turis Asing
Dulunya, benteng ini merupakan tempat penyimpanan persenjataan, amunisi, dan logistik makanan milik VOC pada tahun 1665.
Dilansir dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, benteng ini tidak pernah dimanfaatkan kembali setelah Bangsa Belanda meninggalkan Pulau Kisar.
Kemudian dibiarkan hingga tahun 2000-an dan diperbaiki atas inisiatif warga sekitar benteng.
Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Maluku Barat Daya, Gereja yang terletak di Desa Patti, Pulau Moa, Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku ini dibangun tahun 1625.
Baca juga: 3 Pantai di Maluku yang Populer, Ada yang Pasirnya Terhalus di Asia Tenggara
Pada masa penjajahan Belanda dan Jepang, gereja ini merupakan tempat peribadahan masyarakat Pulau Moa. Di sekitar gereja juga terdapat makam-makam pendeta yang dihormati.