Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Disebut Titik Nol Kilometer Yogyakarta? Simak Sejarahnya 

Kompas.com - 28/06/2023, 10:50 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

 

Sejarah titik nol kilometer Yogyakarta

Titik nol kilometer Yogyakarta merupakan kawasan sejarah sekaligus sentra ekonomi masyarakat. Terdapat bangunan bersejarah kuno peninggalan Belanda yang disebut loji di sekeliling titik nol kilometer Yogyakarta, seperti dilansir dari Jogja Belajar Budaya.

Sebut saja, Keraton Yogyakarta, Alun-alun Utara, Istana Kepresidenan Gedung Agung, Benteng Vredeburg, Tugu Ngejaman, Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949, Kantor Pos, Gedung BNI, dan Gedung Bank Indonesia.

Selain itu, ada sentra ekonomi masyarakat yakni Pasar Beringharjo, Jalan Malioboro, Jalan Kyai Ahmad Dahlan, dan Jalan Wijilan.

Berikut sejarah beberapa bangunan tersebut, seperti dilansir dari Jogja Belajar Budaya

Istana Kepresidenan Gedung Agung 

Gedung Agung adalah bangunan yang sarat nilai sejarah, karena menjadi saksi berbagai peristiwa penting di Yogyakarta.

Gedung Agung selesai dibangun pada 1832. Gedung tersebut dipakai sebagai tempat tinggal para residen dan Gubernur Belanda di Yogyakarta. Bangunan ini sempat rusak berat pada saat terjadi gempa bumi besar pada 1867.

Pada zaman penjajahan Jepang, gedung ini menjadi kediaman resmi Koochi Zimmukyoku Tyookan, penguasa Jepang di Kota Yogyakarta.

Dari 1946 hingga 1949, gedung ini menjadi tempat kediaman resmi Presiden Soekarno, saat Kota Yogyakarta menjadi ibu kota Indonesia. Kini, Gedung Agung merupakan salah satu Istana Kepresidenan Indonesia yang ada di luar DKI Jakarta.

Baca juga:

Benteng Vredeburg

Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta.kebudayaan.jogjakota.go.id Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta.

Lokasi Benteng Vredeburg tepat di seberang Istana Kepresidenan Gedung Agung. Dulunya, bangunan ini berfungsi sebagai markas tentara pada zaman kolonial Belanda.

Sekarang, bangunan ini merupakan museum yang menyimpan koleksi benda-benda bersejarah. Benteng ini dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono I pada1760 atas permintaan orang-orang Belanda.

Bangunan ini juga sempat rusak berat pada 1867 akibat gempa bumi besar, di Yogyakarta.

Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949 

Monumen Serangan Umum 1 Maret di kawasan nol kilometer Yogyakarta.
kemdikbud.go.id Monumen Serangan Umum 1 Maret di kawasan nol kilometer Yogyakarta.

Monumen tersebut didirikan untuk  memperingati perjuangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersama rakyat pada tanggal bersejarah tersebut.

Seperti dikutip dari laman Museum Benteng Vredeburg, Serangan Umum 1 Maret 1949 merupakan sebuah respons atas Agresi Militer Belanda II yang menjadikan Yogyakarta sebagai sasaran utamanya.

Saat itu, Yogyakarta menjadi ibu kota Indonesia karena situasi di Jakarta tidak aman setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Baca juga:

Tugu Ngejaman 

Jika berjalan di kawasan Jalan Malioboro, kamu akan menemukan jam kota (stadsklok) atau dikenal sebagai Tugu Ngejaman. Dulunya, area di sekitarnya sering disebut Ngejaman.

Jam tersebut dibuat pada 1916, sebagai persembahan masyarakat Belanda pada pemerintahnya untuk memperingati satu abad kembalinya pemerintahan kolonial Belanda dari Inggris yang berkuasa di Jawa pada awal abad ke-19. Kini, prasasti kecil yang menunjukkan tulisan itu telah dihilangkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com