Ada sejumlah rangkaian dalam Festival Tabut Bengkulu yang berlangsung dari 1 hingga 10 Muharram. Setiap rangkaian tersebut memiliki makna masing-masing.
Berikut rangkaian festival Tabut Bengkulu seperti dihimpun Kompas.com dari laman Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu dan Indonesia.go.id.
Ritual pertama dalam tradisi Tabut adalah ambil tanah atau pengambilan tanah dari dua lokasi, yaitu Tapak Padri dan Horison. Makna yang terkandung dalam ritual ini adalah manusia berasal tanah dan akan kembali ke tanah.
Penja merupakan benda yang terbuat dari kuningan, perak, atau tembaga dan berbentuk seperti telapak tangan manusia lengkap dengan kelima jarinya. Penja tersebut digunakan setiap perayaan Tabut secara turun temurun.
Saat festival Tabut, warga mencuci penja yang dianggap benda sakral tersebut.
Meradai adalah kegiatan mengumpulkan dana dari masyarakat yang dilakukan oleh jola, atau petugas pengumpul dana yang terdiri dari anak berusia 10-12 tahun.
Menjara adalah kegiatan berkunjung ke suatu kelompok sebagai ajang silaturahmi. Dalam menjara ini, warga membawa serta alat musik khas, dol yakni sejenis beduk.
Arak penja adalah kegiatan mengarak penja yang sudah dibersihkan tadi. Penja tersebut diarak keliling kota.
Baca juga:
Selain mengarak penja, warga Bengkulu juga mengarak sorban keliling kota. Sorban tersebut diletakkan pada tabot kecil atau kotak kayu atau peti, yang dipercaya akan memunculkan kebaikan dan menjauhkan dari mara bahaya.
Ritual ini menjadi simbol bahwa sorban milik Husein sudah ditemukan dan direbut kembali.
Gam adalah masa tenang atau masa berkabung, sehingga tidak ada kegiatan pada periode ini. Masyarakat Bengkulu juga dilarang membunyikan alat musik dol.
Makna tradisi gam adalah turut berkabung atas meninggalnya Husein.
Arak gendang merupakan pawai akbar sebelum puncak acara Tabut. Pawai ini diikuti beberapa grup Tabut dengan melintasi sejumlah rute, kemudian bertemu satu sama lain.
Puncak Festivasl Tabut adalah ritual tabot tebuang. Ritual ini diawali dengan pelepasan bangunan tabut untuk kemudian dibuang ke pemakaman Karabela, Kota Bengkulu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.