KOMPAS.com - Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun mengatakan bahwa tumpukan sampah di kawasan wisata perairan Nusa Penida, Bali terjadi karena arus laut dan musim hujan.
"Betul (sampah menumpuk di Bali), itu penyebabnya ada dua, pertama arus laut dan (kedua) akibat musim hujan," kata Tjok Bagus dalam program The Weekly Brief with Sandi Uno, Senin (14/8/2023).
Menurutnya, sampah yang kini menumpuk di Bali bisa berasal dari sungai di daerah lain. Akibat adanya arus laut, maka sampah tersebut terbawa arus dan sampailah ke tempat lain, termasuk ke pantai di sekitar Bali.
Baca juga: 6 Pesona Desa Tenganan Bali, Ada Perang Pandan dan Tenun Gringsing
Selain itu, tambahnya, penumpukan sampah terjadi karena musim hujan. Hal ini mengakibatkan sampah yang ada di sungai terbawa air hujan dan sampai ke laut.
Tjok Bagus menyebutkan, kebijakan mengenai penanganan sampah di Bali diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 67 Tajun 2018.
Dalam aturan tersebut dibahas mengenai pembatasan timbunan sampah dan plastik sekali pakai.
"Hal ini (peraturan mengenai sampah) sudah mampu meminimalisasi sampah plastik yang ada di Bali," katanya.
Selain itu, kebijakan mengenai sampah juga diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 247 Tahun 2019 tentang pengelolaan sampah berbasis sumber.
Baca juga: Bali Capai 2,9 Juta Kunjungan Wisman, Target Akhir Tahun Diprediksi Tercapai
Peraturan ini membahas mengenai pencegahan penyebaran sampah di tempat-tempat yang tidak diinginkan, karena sampah sudah dikelola dari sumbernya.
Tjok mengatakan saat ini pemerintah Bali sudah melakukan pengawasan mengenai penggunaan sampah plastik di pasar modern.
"Pasar modern sudah kami awasi dan tidak ada lagi menggunakan sampah plastik. Sedangkan di pasar tradisional, ini PR bagi kami yang belum optimal kami monitoring," katanya.
@kompastravel Ada yang berencana pergi ke Banda Neira?? Yang perlu banget diingat, berangkat di bulan Oktober-November, karena kalau kamu berangkat di musim yang engga tepat, kamu malah jadi gabisa enjoy trip-nya.. #bandaneira #wisatamaluku #ambonmaluku #traveltips ? Instrumental - Vibe - pedrin cria
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan bahwa salah satu prasyarat pariwisata berkualitas dan berkelanjutan ialah penanganan sampah yang penuh totalitas.
Baca juga: 6 Pesona Desa Wisata Nyuh Kuning di Ubud yang Kental Adat Bali
Maka dari itu, Sandi mengatakan akan menerapkan aspek sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability) di setiap fasilitas pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Setiap fasilitas pariwisata dan ekonomi kreatif memiliki pengelolaan sampah yang baik, terutama dari segi penanganan sampah di destinasi wisata," tutup Sandi dalam program The Weekly Brief with Sandi Uno, Senin.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.