Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Pesona Desa Tenganan Bali, Ada Perang Pandan dan Tenun Gringsing

Kompas.com - 07/08/2023, 16:40 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com - Tak hanya memiliki panorama alam yang indah, Bali juga terkenal dengan adat istiadat dan budaya yang masih kental. Jika ingin mengetahui lebih dalam mengenai adat Bali, kamu bisa berkunjung ke Desa Tenganan.

Desa Tenganan atau dikenal dengan Tenganan Pegeringsingan merupakan salah satu desa adat di Bali. Lokasinya berada di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, sekitar 1 jam 30 menit dari Kota Denpasar.

Baca juga:

Desa Wisata Tenganan sudah terkenal di kalangan wisatawan nusantara dan mancanegara. Lantas, apa daya tarik Desa Wisata Tenganan? Simak ulasannya berikut ini.

Salah satu pintu masuk rumah masyarakat di Desa Tenganan, Bali, yang masih tradisional. Salah satu pintu masuk rumah masyarakat di Desa Tenganan, Bali, yang masih tradisional.

Pesona Desa Wisata Tenganan Bali 

1. Awig-awig 

Masyarakat Desa Tenganan masih melestarikan hukum adat yang dikenal sebagai awig-awig, berdasarkan informasi dari website Kabupaten Karangasem.

Salah satu hukum adat tersebut yakni mengharuskan warga menikah dengan sesama penduduk Desa Tenganan. Jika melanggar, maka warga tersebut dilarang menjadi krama atau warga desa, sehingga dia harus keluar dari Desa Tenganan.

Ida Bagus Dharmika dalam jurnal berjudul Awig-awig Desa Adat Tenganan Pegringsingan dan Kelestarian Lingkungan: Sebuah Kajian Tentang Tradisi dan Perubahan mengungkapkan, awig-awig adalah bentuk hukum tertulis yang memuat kaidah sebagai pedoman bertingkah laku masyarakat desa, disertai dengan sanksi.

Para leluhur Desa Tenganan menyusun awig-awig sekitar abad ke-11, dan dibakukan dalam sebuah buku suci sebanyak 58 halaman. Aturan tersebut ditulis dalam bahasa Bali.

Baca juga:

2. Budaya pra Majapahit 

Desa Tenganan memiliki kebudayaan masa pra Majapahit, berdasarkan informasi dari laman Jejaring Desa Wisata (Jadesta) Kemenparekraf. Oleh sebab itu, Desa Tenganan juga dikenal sebagai desa Bali Aga yang berarti desa tua atau desa kuno.

3. Perang Pandan

Dua petarung dalam tradisi Mekare-kare atau biasa dikenal dengan Perang Pandan.Shutterstock/Gede Suyoga Dua petarung dalam tradisi Mekare-kare atau biasa dikenal dengan Perang Pandan.

Masyarakat Desa Tenganan memiliki ritual yang bernama mekare-kare atau lebih dikenal sebagai perang pandan. Berdasarkan informasi dari website Kabupaten Karangasem, perang pandan adalah puncak rangkaian upacara Ngusaba Sambah yang digelar setiap Juni selama 30 hari.

Selama upacara tersebut, perang pandan berlangsung sebanyak 2-4 kali. Perang pandan diikuti para lelaki dari anak-anak sampai dewasa.

Sesuai namanya, sarana yang digunakan adalah daun pandan yang dipotong-potong sepanjang 30 centimeter sebagai senjata dan tameng untuk menangkis serangan lawan. Perang pandan diiringi dengan tabuhan gamelan khas Desa Tenganan.

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Kompas Travel (@kompas.travel)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com