KOMPAS.com - Tak hanya memiliki panorama alam yang indah, Bali juga terkenal dengan adat istiadat dan budaya yang masih kental. Wisatawan bisa mengunjungi desa adat Bali untuk mengenal lebih dekat ada istiadat dan budaya masyarakat Pulau Dewata.
Setiap desa adat di Bali tersebut juga memiliki tradisi unik yang menarik untuk diketahui.
Baca juga:
Kompas.com merangkum desa adat Bali yang wajib dikunjungi saat berlibur ke Pulau Dewata, berdasarkan informasi dari website Sensus Desa Adat Bali, sebagai berikut:
Desa Penglipuran terkenal di kalangan wisatawan nusantara maupun mancanegara. Desa Penglipuran pernah menyandang gelar desa terbersih ketiga di dunia menurut Green Destinations Foundation pada 2016, setelah Desa Mawlynnong di India dan Giethoorn di Belanda.
Masyarakat yang menghuni desa adat ini adalah Bali Mula. Mereka masih menjungjung tinggi adat serta filosofi Tri Hita Karana yang menyatukan alam roh, dunia manusia, dan alam, sekaligus menjaga keseimbangnnya.
Ketika menginjakkan kaki ke sana, wisatawan akan merasakan suasana tenang dan asri khas pedesaan. Lokasi Desa Penglipuran berada di kaki Gunung Batur, tepatnya di Kelurahan Kubu, Kabupaten Bangli. Tepatnya di dataran tinggi sekitar kaki Gunung Batur.
Nama Desa Penglipuran berasal dari kata pengeling pura, yang maknanya adalah tempat suci untuk mengenang para leluhur. Wisatawan bisa mempelajari adat Desa Penglipuran dengan menginap di sejumlah homestay yang telah disediakan.
Desa Tigawasa berada di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Desa adat yang dihuni masyarakat Bali Mula ini berada di ketinggian sekitar 500-700 mdpl, sehingga suansananya sejuk dan asri.
Wisatawan yang berkunjung dapat melihat hamparan perkebunan dan sawah. Pengunjung juga bisa menikmati kopi robusta yang dipetik langsung dari kebun petani setempat.
Salah satu desa tertua di Buleleng ini, memiliki tradisi unik yakni mengubur jenazah menggunakan kain batik. Tradisi ini berbeda dengan adat warga Bali yang menggelar ngaben atau membakar jenazah.
Baca juga:
Desa Sidatapa juga merupakan salah satu desa tua di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Daya tarik Desa Sidapatap adalah rumah adat bernama Bale Gajah Tumpang Salu yang sudah ada sejak sekitar 785 masehi.
Rumah kuno itu terdiri dari beberapa bagian, salah satunya disebut Tri Mandala yang berfungsi untuk bersembahyang. Bangunan rumah kuno itu terbuat dari tanah, memiliki 12 tiang kayu penyangga, serta membelakangi jalan.
Jika berkunjung ke Desa Sidatapa, wisatawan bisa membeli kerajinan anyaman bambu dan melihat tarian serta ritual khas Desa Sidatapa.
Saat berkunjung ke Desa Tenganan, wisatawan bisa mengunjungi rumah adat yang sudah ada sejak zaman dahulu. Masyarakat di Desa Tenganan masih menjunjung tinggi aturan adat setempat, yang dikenal sebagai awig-awig.
Aturan adat tersebut sudah ada sejak abad ke-11 dan diperbarui pada 1842. Lingkungan Desa Tenganan masih asri dipenuhi dengan sawah dan pepohonan.
Desa Tenganan terkenal dengan produksi kain tenun gringsing. Lokasi Desa Tenganan berada di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.