Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bromo Ditutup Total, Pelaku Wisata Tawarkan Opsi Offroad di Batu

Kompas.com - 12/09/2023, 19:32 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penutupan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Jawa Timur, selama beberapa hari akibat kebakaran yang tak kunjung padam sejak Rabu (6/9/2023), membuat para pelaku wisata di sekitarnya mencari alternatif untuk bertahan. 

Seperti disampaikan salah seolah penyedia wisata tur Bromo di Kota Malang sekaligus anggota pengemudi jip bernama Alap.

Baca juga:

Pihaknya telah menerima cukup banyak pemesanan paket wisata, yang beberapa di antara wisatawan tersebut sudah tiba di Malang. Lantaran sudah tidak keburu menjadwal ulang, ia terpaksa mengalihkan program ke Kota Batu. 

"Kalau yang sudah terlanjur booking (memesan) hotel dan outing-nya sudah ke Malang, enggak bisa reschedule (penjadwalan ulang), kami ganti programnya ke outbound dan off-road di Kota Batu," ujar Alap saat dihubungi Kompas.com, Senin (11/9/2023).

Adapun beberapa wisatawan lain, kata dia, yang belum akan datang dalam waktu dekat umumnya melakukan penjadwalan ulang. Ada juga yang membatalkan dan meminta pengembalian uang muka (DP). 

Baca juga: Kebakaran di Bromo Sudah 5 Hari, Ini Alasan Api Tak Kunjung Padam

Sebab, sebelum terjadi kejadian kebakaran hingga berhari-hari, timnya telah memiliki beberapa jadwal paket wisata yang sudah terpesan. 

"Cukup banyak planning atau jadwal yang udah masuk di tanggal-tanggal Bromo tutup saat ini. Banyak klien kalau ditotal sekitar 300 orang lebih untuk beberapa hari. Beberapa reshedule, ada yang cancel (batal), ada juga yang ganti program off-road," jelasnya.

Tawarkan wisata di luar TNBTS

Tornado api yang muncul di tengah kebakaran di Gunung BromoDokumen: BPBD Kabupaten Malang Tornado api yang muncul di tengah kebakaran di Gunung Bromo

Lebih lanjut, Alap menyampaikan, pihaknya juga memberikan alternatif rencana pada beberapa wisatawan yang sudah memesan untuk keberangkatan pada akhir tahun. 

"Untuk klien banyak yang sudah booking sampai Desember. Nanti plan (rencana) A sama plan B-nya seperti apa nanti kami bahas dengan kliennya," tutur dia. 

Tidak jauh berbeda, pengemudi jip wisata Bromo bernama Fendi mengatakan, dirinya mengalami kekurangan jumlah pengunjung.

Baca juga: Mengenang Indahnya Padang Sabana Bromo Sebelum Kebakaran

Tak hanya itu, jasa pengantaran ke lokasi wisata yang ia tawarkan juga berkurang. Dari yang sebelumnya ada beberapa tempat, seperti Bukit Teletubbies, Penanjakan, dan Pasir Berbisik, saat ini wisatawan hanya bisa diantar oleh jip ke Seruni Point. 

Sebagai informasi, Seruni Point yang ada di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, merupakan wisata di luar kawasan TNBTS. Selain cukup jauh dari lokasi kebakaran, area ini juga dikelola oleh warga.

Baca juga: Kebakaran di Gunung Bromo Belum Padam, Akses Ditutup Total

Seruni Point di bawah Bukit Kingkong.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Seruni Point di bawah Bukit Kingkong.

"Jadi sekarang yang bawa jip macet (pendapatannya). Karena hanya ke sunrise point-nya saja, biasanya kan full lokasi. Jadi pendapatan juga separuhnya saja," terang dia. 

Fendi melanjutkan, jika biasanya wisatawan membayar sekitar Rp 750.000 untuk beberapa tempat, kini ia hanya mendapatkan pemasukan setengahnya yaitu sekitar Rp 300.000 untuk satu trip (perjalanan).

Namun, hal ini masih disyukuri Fendi karena mengemudi jip wisata merupakan satu-satunya mata pencaharian yang ia andalkan. 

Fendi mengatakan, banyak pelaku wisata lainnya terutama penjual warung dan jasa penyewaan kuda, yang saat ini benar-benar terdampak.

"(Kalau jip) masih bisa ke Seruni Point lihat sunrise (matahari terbit)-nya. Tapi warung-warung di lautan pasir itu terdampak banget, karena enggak bisa turun. Sama (penyewaan) kuda juga kena," tuturnya.

Baca juga:

Bantu pemadaman agar cepat pulih

Kondisi padang Savana TNBTS gosong akibat kebakaran hutan dan lahan.KOMPAS.COM/Imron Hakiki Kondisi padang Savana TNBTS gosong akibat kebakaran hutan dan lahan.

Kendati sudah beberapa hari, kedua pelaku wisata di Bromo tersebut mengaku belum mencari alternatif pendapatan lain. Selain memantau situasi, beberapa pelaku wisata juga terus membantu pemadaman. 

"Masih pada fokus memadamkan api, belum ada mencari alternatif kerjaan lain," ujar Alap. 

Hal yang sama juga disetujui oleh Fendi. Ia menyebut dirinya masih menunggu perkembangan dari pihak Balai Besar TNBTS. Jika nantinya wisata Bromo belum akan dibuka dalam waktu dekat, barulah ia akan mencari alternatif pekerjaan lain. 

"Belum nyari alternatif lain, lihat perkembangan saja tunggu dari atas (Balai Besar TNBTS). Kalau misalnya lama, baru cari alternatif lain kayak pas Covid dulu itu," kata Fendi. 

Baca juga:

Selain berharap situasi Bromo cepat pulih, keduanya berpesan agar bencana serupa terutama yang dipicu oleh wisatawan agar tidak terulang kembali. 

"Untuk pengunjung, harus mengerti sendiri, mau pre-wedding ya enggak apa-apa, tapi jangan merusak alam. Kalau begini bukan saya saja yang rugi, tapi semuanya rugi, travel-travel, pengusaha di sekitar," tutur Fendi. 

Alap melanjutkan, kejadian kebakaran gunung dan hutan karena ulah wisatawan yang kurang bijak sudah sering terjadi. 

"Pengunjung semoga lebih bijak lagi. Harapannya juga agar Bromo cepat pulih kembali, dan teman-teman di lapangan diberi kekuatan dan kesehatan untuk membantu, karena Bromo penyokong ribuan orang mencari nafkah," pungkasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

Travel Update
Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Travel Update
5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

Hotel Story
Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada Maret 2024 Capai 1,04 Juta

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada Maret 2024 Capai 1,04 Juta

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com