Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Festival Kebudayaan Yogyakarta 2023 Digelar mulai 24 September

Kompas.com - 13/09/2023, 06:13 WIB
Wisang Seto Pangaribowo,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2023 bakal digelar pada September-Oktober, tepatnya mulai Minggu (24/9/2023) sampai Minggu (15/10/2023), di Waduk Sermo Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). 

FKY 2023 menjadi festival yang memperantarai, mengakomodasi, mencatat, dan merayakan keberadaan berbagai subyek, gerak, dan hasil kebudayaan yang pernah atau sedang berdenyut di DIY.

Baca juga:

Budayawan Butet Kartaredjasa mengatakan, FKY memulai upaya rebranding sejak penyelenggaraan tahun 2023 ini. Dari penyelenggaraan FKY 2023 inilah, ia menginginkan adanya upaya edukasi kepada masyarakat secara nasional terkait makna sebenarnya dari kebudayaan. 

Menurutnya, pemaknaan kebudayaan selama ini mengalami penyempitan hanya pada unsur kesenian, bahkan terfokus yang hanya bersifat hiburan.

“Melalui FKY 2023, kami berharap bisa mengkomunikasikan dengan baik, bahwa kebudayaan itu bukan hanya seni. Kita dari Jogja yang istimewa ini bisa mengubah cara pandang akan kebudayaan secara luas, bahkan secara politis harapannya juga berubah sehingga anggaran pemerintah pusat maupun daerah untuk kebudayaan bisa ikut berubah,” terang Butet di Kompleks Kepatihan Kota Yogyakarta, Selasa (12/9/2023).

Ilustrasi Yogyakarta. Simak prakiraan cuaca di Yogyakarta hari ini yang dirilis oleh BMKG.Dok. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ilustrasi Yogyakarta. Simak prakiraan cuaca di Yogyakarta hari ini yang dirilis oleh BMKG.

Ia melanjutkan, kebudayaan bermakna inti memuliakan kehidupan sehingga semua aktivitas masyarakat dalam hidupnya merupakan bagian dari kebudayaan.

Sektor kebudayaan pun beragam, termasuk persoalan ketahanan pangan dan segala kreativitas manusia demi hidup yang lebih baik.

“Semua temuan baru merupakan kebudayaan yang layak diakomodasi oleh FKY. Dan kami juga menginginkan FKY bisa menjadi magnet di level nasional, bahkan internasional. Karenanya penampil-penampil di FKY 2023 juga kami suguhkan yang berstandar nasional dan internasional,” terangnya.

Baca juga:

Tema Kembul Mumbul di Festival Kebudayaan Yogyakarta 2023

Keraton Yogyakarta. Salah satu tempat bersejarah di Yogyakarta yang didirikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I pada tanggal 9 Oktober 1755. Jogjakarta.go.id Keraton Yogyakarta. Salah satu tempat bersejarah di Yogyakarta yang didirikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I pada tanggal 9 Oktober 1755.

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Beny Suharsono mengatakan, dalam sejarah, Mataram yang saat ini menjadi Yogyakarta pernah menjadi food estate yang mampu menyejahterakan masyarakatnya.

Beny mengatakan, melalui tema Kembul Mumbul, FKY 2023 mengajak semua pihak untuk merasakan kebersamaan, saling toleransi, dan kesepadanan.

“Kembul Mumbul tidak semata-mata menjadikan FKY 2023 sebagai peristiwa selebrasi. Kami mengajak semua untuk mengupayakan berbagai pertemuan, sekaligus merenungkan beragam persoalan ketahanan pangan yang sama-sama kita alami. Hari-hari ini pangan telah menjadi persoalan kolektif yang menguji solidaritas antar warga ketika terjadi bencana dan krisis di suatu tempat,” papar Beny.

Beny menjelaskan, memaknai tema Kembul Mumbul, dalam konteks kultur Jawa, kembulan merupakan sebuah peristiwa kolektif yang ditandai dengan aktivitas memakan nasi dan berbagai macam lauk pauk di satu media saji yang sama. 

Baca juga: 5 Wisata Sekitar Bukit Bintang Yogyakarta, Bisa Sekalian Dikunjungi

Inti dari kembulan adalah rasa saling berbagi kenikmatan untuk mengucap syukur terhadap berbagai usaha dan berkat yang telah dirasakan dari peristiwa sehari-hari. 

Sementara itu, mumbul merupakan upaya melambungkan sesuatu hal yang dianggap penting untuk menarik perhatian orang-orang di sekitarnya. 

Sementara itu, Ketua Panitia FKY 2023, Basundara Murba Anggana berharap agar kesadaran masyarakat akan isu ketahanan pangan bisa terus tumbuh. 

“Harapannya melalui FKY 2023, kesadaran masyarakat terkait isu ketahanan pangan bisa terus tumbuh sehingga akan menciptakan berbagai kemungkinan-kemungkinan baru secara kultural, untuk mencapai kedaulatan atas persoalan pangan yang akan terus bergulir,” jelasnya.

Baca juga: Lembah Oya Kedungjati, Wisata Baru di Yogyakarta yang Sedang Hits

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com