Mendengar namanya saja, membuat bulu kuduk berdiri. Museum Kematian atau Museum Etnografi Kematian berada di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Berdasarkan informasi dari situs resminya, museum ini didirikan pada 25 September 2005.
Awal berdirinya Museum Etnografi Kematian dilatarbelakangi dari banyaknya koleksi salah satu pemrakarsa Antropologi Ragawi FISIP UNAIR, Adi Sukadana yang sering melakukan penggalian dalam konteks antropologi ragawi. Temuan-temuan tersebut akhirnya dikumpulkan dan disimpan di Departemen Antropologi, hingga akhirnya didirikanlah Museum Etnografi Kematian.
Pengunjung bisa menyaksikan beragam upacara kematian di Nusantara, kisah kematian unik dari penjuru duni, keterangan tentang mati suri, dan sebagainya.
Baca juga:
Museum Santet adalah sebutan masyarakat bagi Museum Kesehatan Dr. Adhyatama, MPH di Surabaya. Mengutip Kompas.com (21/9/2023), julukan Museum Santet ini terkait dengan koleksi museum.
Selain menyimpan koleksi benda yang terkait dengan praktik kesehatan modern, ternyata museum ini juga menyimpan benda yang terkait dengan praktik kesehatan tradisional berbau klenik, yakni santet.
Misalnya, susuk, tanah kuburan, tali pocong, boneka santet, serta pasir, biji-bijian, dan beberapa benda plastik lainnya yang dikeluarkan dari tubuh korban santet. Sayangnya, museum yang sudah berdiri sejak 1990 ini masih tutup sementara bagi kunjungan wisatawan.
Kota Pangkalpinang dijuluki sebagai Kota Timah karena memiliki banyak tambang timah, bahkan yang terbesar di Indonesia.
Oleh sebab itu, Museum Timah Indonesia didirikan untuk memberikan informasi seputar sejarah pertambangan timah di Bangka Belitung, maupun Indonesia secara umum. Museum ini merupakan pertama dan satu-satunya museum timah di Asia.
Pengunjung bisa menjumpai alat bor kuno, alat pertambangan klasik, lokomotif uap, pernak-pernik dari timah, batuan yang mengandung timah, pasir timah, dan sebagainya. Jika ingin berkunjung, lokasi Museum Timah Indonesia berada di Jalan Ahmad Yani Nomor 179, Batintikal, Gerunggang, Kota Pangkalpinang.
Museum Kayu Tuah Himba berada di kawasan Waduk Panji Sukarame, Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Salah satu koleksi unik di museum ini adalah buaya yang telah diawetkan, berdasarkan informasi dari Direktori Pariwisata.
Sesuai namanya, koleksi museum yang dibangun pada 1900-an ini, berupa jenis kayu di Pulau Kalimantan. Nama Tuah Himba diambil dari semboyan Kota Tenggarong, yakni Tuah Himba Untung Langgong, artinya menjaga kekayaan hutan dan alam, maka manfaat yang diperoleh akan lancar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.