KOMPAS.com - Solo sangat identik dengan wisata sejarah dan budaya, yakni Keraton Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo. Namun, kota yang berada di Jawa Tengah ini masih menyimpan banyak destinasi wisata menarik lainnya.
Salah satunya adalah Museum Tumurun yang berlokasi di Jalan Kebangkitan Nasional 2-4, Sriwedari, Kecamatan Laweyan, Kota Solo.
Baca juga:
Melansir dari buku panduan bertajuk Journey to Wander dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), museum ini merupakan milik keluarga Lukminto, pendiri PT Sri Rejeki Isman atau Sritex, yang merupakan perusahaan tekstil terkemuka.
Sang anak mendirikan Museum Tumurun untuk memajang koleksi karya seni milik ayahnya, HM. Lukminto. Lantas, apa daya tarik Museum Tumurun? Simak ulasannya berikut ini.
Nama Tumurun, berasal dari kalimat turun temurun, yang berarti mewariskan sesuatu dari satu generasi ke generasi berikutnya, berdasarkan informasi dari situs resminya.
Daya tarik Museum Tumurun adalah beragam koleksi karya seni, baik dari maestro berpengalaman hingga seniman muda. Koleksi tersebut, merupakan karya senin modern hingga seni kontemporer.
Dalam setahun, Museum Tumurun menyelenggarakan pameran khusus sebanyak dua kali, dengan menampilkan karya seniman dari seluruh dunia. Museum yang berada di jantung Kota Solo ini, mendorong masyarakat untuk melihat karya seni dalam bentuk fisiknya di tengah gempuran perkembangan teknologi.
Baca juga:
Dari sumber buku panduan Journey to Wander Kemenparekraf, beberapa koleksi seni milik mendiang HM. Lukminto yang dipamerkan di museum, merupakan pembelian dari seniman yang tampil di Artjog.
Salah satu koleksi yang fenomenal adalah karya Bola Mata, yang merupakan buah karya seniman asal Yogyakarta, Wedhar Riyadi. Selain menikmati keindahan karya seni di Museum Tumurun, wisatawan juga bisa mengabadikannya dalam foto.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.