JAKARTA, KOMPAS.com - Festival pertukaran budaya Indonesia-Jepang, Jak-Japan Matsuri (JJM) kembali digelar mulai Sabtu (18/11/2023) sampai Minggu (19/11/2023) di JIExpo Kemayoran, Jakarta Utara.
Sejak tahun 2009, perhelatan ini telah diadakan secara rutin di Ibu Kota, namun sempat absen pada tahun 2020 dan 2021, lalu diadakan secara hybrid pada 2022. Tahun ini JJM diadakan seluruhnya secara luring dengan lebih meriah.
Baca juga:
“Sejak 2009 hingga sekarang, event (acara) ini semakin besar, menarik perhatian ribuan orang. Kali ini Jak-Japan Matsuri digelar di ruang terbuka yang lebih luas, pascapandemi,” ujar Direktur Bagian Informasi dan Kebudayaan Kedutaan Besar (Kedubes Jepang), Hoshino Daisuke kepada Kompas.com di lokasi, Sabtu (18/11/2023).
Acara ini, lanjutnya bertujuan untuk mempromosikan hubungan persahabatan antara Indonesia dan Jepang melalui wadah pertukaran budaya antara kedua belah pihak.
“Ada pertukaran budaya antara Indonesia dan Jepang. Seperti dalam JJM, ada tari bersama, yang biasa dilakukan saat festival Jepang,” ucap Hoshino.
Lebih lanjut, masyarakat Indonesia dapat mempelajari berbagai kebudayaan, seperti upacara teh, menyaksikan pertunjukan seni Jepang, lokakarya terkait beasiswa ke Negeri Sakura, dan lokakarya kerajinan tangan.
Sementara itu, di sisi lain, warga Jepang yang tinggal di Indonesia, kata Hoshino, banyak juga yang mencoba aneka lokakarya Nusantara yang ada, seperti membatik, permainan tradisional, dan gamelan.
“Kami percaya pertukaran budaya harus dilakukan dua arah, berdampingan,” ujarnya.
Adapun arti dari Jak-Japan Matsuri sendiri adalah Festival (Matsuri) Jakarta (Jak) dan Jepang (Japan), yang disingkat Jak-Japan Matsuri.
Baca juga:
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.