Selain koleksi gerabah, pengunjung bisa berfoto di depan kerajinan alumunium dan stainless steel yang estetis. Kerajinan tersebut merupakan ciri khas mendiang Timbul Raharjo.
Magistyo menuturkan, beberapa kerajinan tersebut merupakan koleksi nonpermanen MuseumKu Gerabah.
“Artinya, kami jual. Setiap tiga bulan atau setiap kami produksi barang baru, nanti koleksi tersebut dapat diganti,” jelasnya.
Pengunjung bisa berfoto di area luar museum dengan latar belakang bangunan museum, tenda makan dan minum, dan pepohonan.
Bangunan tenda dan pepohonan berwarna hijau, tampak kontras dengan bangunan yang mayoritas bewarna merah bata, sehingga membuatnya Instagramable.
Pengunjung bisa berfoto di depan bangunan MuseumKu Gerabah yang dilapisi dengan kreweng, sehingga sangat estetis. Menariknya, bangunan-bangunan di MuseumKu Gerabah diberi nama gerabah, seperti kendi, gentong, tembikar, dan kuali.
Bangunan tersebut memiliki jendela-jendela estetis bertema Jawa klasik yang bisa menjadi spot foto Instagramable.
Baca juga:
Jika berkunjung ke MuseumKu Gerabah, jangan lewatkan kesempatan untuk belajar membuat produk gerabah. Wisatawan bisa mendapatkan ilmu membuat gerabah langsung dari para perajin Kasongan.
Jangan lupa mengabadikan momen saat belajar membuat gerabah. Jika berminat, tarifnya mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 150.000.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.