JAKARTA, KOMPAS.com - Pasca-pandemi Covid-19, minat masyarakat Indonesia untuk liburan cenderung meningkat. Hal itu disebut sebagai revenge travel, atau secara harfiah berarti jalan-jalan balas dendam.
"Kalau kita lihat pada 2023, yang namanya revenge travel itu betulan. Jadi orang-orang yang sudah lama terdampak pandemi banyak yang melakukan perjalanan wisata," kata Presiden Direktur Visa Indonesia, Riko Abdurrahman saat "Contactless Talk: Traveling Pascapandemi: Emang Boleh Sefleksibel itu?” di Jakarta Selatan, Senin (18/12/2023).
Baca juga: Tips Siapkan Bujet untuk Mendaki Gunung dan Kisaran Harganya
Riko menambahkan, menurut data dari laporan Global Travel Intentions Study 2023, wisatawan Indonesia rata-rata bepergian untuk tujuan wisata sebanyak dua kali dalam setahun.
Mengingat tingginya mobilitas masyarakat Indonesia untuk berwisata, ia menyarankan masyarakat untuk memilih waktu liburan terbaik supaya bujet yang dikeluarkan tidak terlalu besar.
Baca juga:
Riko menyarankan masyarakat untuk menghindari berlibur pada saat peak season, seperti libur sekolah ataupun libur Natal dan tahun baru (Nataru).
Disebut peak season karena pada momen ini, masyarakat biasanya akan berkunjung ke tempat-tempat wisata guna mengisi waktu libur bersama keluarga.
Pada momen tersebut, harga yang ditawarkan di suatu destinasi wisata cenderung lebih mahal. Selain itu, kondisi destinasi wisata cenderung lebih ramai.
"Supaya harga yang harus dibayar tidak terlalu mahal, perjalanan wisata sebaiknya dilakukan antara Januari sampai Maret," katanya.
Menurutnya, pada periode itu wisatawan masih berada pada momen libur, tapi sudah melewati momen peak season.
Baca juga: Kapan Waktu Terbaik ke Manggarai Timur di NTT?
"Kebanyakan orang menghindari melakukan perjalanan wisata pada waktu yang banyak orang, yakni peak season," kata Riko.
Maka dari itu, dibanding harus berdesak-desakan di destinasi wisata saat liburan, wisatawan bisa memillih opsi di luar periode tersebut.
Riko mencontohkan, apabila sang anak sudah masuk sekolah pada 8 Januari, wisatawan bisa liburan antara tanggal 2 sampai tanggal 7 Januari, dibanding liburan jelang akhir tahun.
"Kalau mengambil waktu liburan mulai sekarang sampai akhir Desember, antreannya di mana-mana. Mungkin perginya bisa tanggal 2, 3 sampai 7 Januari, itu masih dalam waktu liburan," tutupnya.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.