Overtourism sendiri menjadi isu yang dihadapi Jepang secara menyeluruh, bukan hanya di Gunung Fuji.
Sejak pandemi Covid-19 usai, negara ini kedatangan banyak wisatawan di kota-kota besar populernya.
Sayangnya, tingkah sejumlah wisatawan di Jepang dianggap tidak mengikuti aturan yang ada sehingga mengganggu masyarakat lokal.
Keberadaan “geisha paparazzi” di Kyoto atau wisatawan yang asal memotret, bahkan melecehkan geisha, padahal sudah dilarang
Sementara di Hatsukaichi, prefektur Hiroshima di barat daya Jepang, juga terkena dampak overtourism ini.
Terkenal dengan “kuil terapung” berwarna oranye, bagian dari kompleks Shinto berusia 1.400 tahun, pemerintah mulai menerapkan pajak turis sebesar 100 yen atau Rp 10.000 demi pemeliharaan situs dan infrastrukturnya.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram