Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aneka Kuliner Bali di Buleleng Festival 2013

Kompas.com - 21/08/2013, 17:24 WIB
SINGARAJA, KOMPAS.com - Kuliner khas Buleleng, kawasan Bali Utara banyak yang tersohor banyak tersebar di kawasan wisata di Denpasar dan Kuta. Kini, wisatawan domestik dapat langsung menikmati sajian khas tersebut pada pameran kuliner dengan harga sangat murah di ajang Buleleng Festival (Bulfest) I Tahun 2013.

Bulfest digelar pada 23-25 Agustus 2013 di kawasan patung Singa Ambara Raja, Buleleng. Tercatat, ada 72 menu kuliner dari sembilan kecamatan yang bakal ditampilkan selama Bulfest. Masing-masing menu akan dijual sebanyak seratus porsi per hari, selama tiga hari pelaksanaan Bulfest. Harga jualnya pun lebih murah setengahnya dari harga jual biasa.

Sebut saja Kecamatan Tejakula yang dikenal dengan menu Mengguh Kedongkol. Kecamatan ini akan menampilkan sebelas menu kuliner. Ada pula Kecamatan Buleleng yang identik dengan Siobak Khelok. Kecamatan Buleleng akan menampilkan 15 menu. Siobak yang biasanya dijual Rp 20.000 per porsi, akan dijual Rp 10.000 per porsi, setelah disubsidi setengahnya.

Sementara tujuh kecamatan lain menampilkan menu yang bervariasi. Kecamatan Gerokgak akan menampilkan enam menu, Kecamatan Kubutambahan sembilan menu, Kecamatan Banjar enam menu, Kecamatan Busungbiu tujuh menu, Kecamatan Sukasada 19 menu, Kecamatan Seririt tiga menu, serta Kecamatan Sawan tujuh menu.

Aneka kuliner ditawarkan dengan harga murah karena para pedagang mendapat subsidi dari Pemerintah Kabupaten Buleleng sebesar 50 persen.

Dirut PDAM Buleleng I Made Lastariana mengungkapkan, penyerahan dana bantuan itu murni keterlibatan PDAM Buleleng pada Bulfest. “Uangnya baru kami bawa tadi (kemarin) pagi dan langsung kami bagi-bagi. Dengan subsidi kuliner itu, kami harap dagangan di pameran itu bisa lebih laku,” ujarnya di Singaraja, Selasa (20/8/2013).

KOMPAS.com/Ni Luh Made Pertiwi F. Sate lilit
Sementara itu, salah satu pengusaha kuliner, Kadek Ardiastini mengaku bersyukur bisa mendapat subsidi kuliner. Wanita yang biasa menjual Mengguh Kedongkol ini akan menjual makanannya dengan harga Rp 3.000 per porsi, dari harga normal Rp 6.000 per porsi.

Selain kuliner, Bulfest dimeriahkan pula dengan pameran lukisan dari 42 karya perupa-perupa yang tinggal di Buleleng. Karya-karya tersebut akan dipamerkan di Aula Rumah Jabatan Bupati Buleleng.

Sedikitnya ada 17 perupa yang akan ikut serta dalam pameran seni rupa Buleleng yang bertajuk “Suryakanta” itu. Seluruh karya baik itu dalam bentuk grafis, lukisan kaca, lukisan realis, maupun lukisan surealis, diakomodir oleh pihak panitia.

Ditemui di Sekretariat Buleleng Festival, Selasa (20/8/2013) petang, Koordinator Pameran, Wayan Sudiarta mengatakan, pameran Suryakanta ini memang tak mematok aliran para pelukis. Sehingga seluruh karya bisa diakomodir, tanpa harus dibatasi sekat aliran yang ditekuni oleh para pelukis.

Sebut saja karya Ketut Santosa yang tetap fokus pada aliran tradisional, yakni lukisan kaca. Karya Santosa juga akan dipamerkan bersama perupa sejumlah perupa lain seperti Tini Wahyuni yang cenderung kearah surealis.

Menurutnya, 42 karya yang dipamerkan dalam pameran seni rupa itu, sebagian merupakan karya-karya pelukis yang tergabung dalam Kelompok Perupa Buleleng (KPB) yang eksis mengakomodir perupa-perupa Bali Utara. Sedangkan sebagian karya lain, merupakan karya perupa yang sempat dan masih belajar di Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja.

“Sebenarnya kalau sekarang bicara aliran, itu sudah tidak relevan lagi. Makanya kami akomodir semuanya. Apa saja gaya yang cenderung mereka tekuni, supaya difasilitasi dulu melalui ruang pameran ini,” ujar Wayan Sudiarta yang juga Dosen Seni Rupa Undiksha itu.

KOMPAS/RIZA FATHONI Aktivitas merajang bumbu dan memasak bersama di Negara, Jembrana, Bali, Kamis (28/3/2013).
Selain dua nama perupa tadi, ada pula beberapa perupa lain yang terlibat. Diantaranya Nyoman Suma Argawa, N. Arnawa, Pande Gede Supada, Nyoman Polenk Rediasa, I Gede Willy Himawan, Wayan Sudiarta, Ketut Samudrawan, Made Ariana, Komang Suaka, Made Karma Weda, Made Hardika, Ketut Adi Sandiasa, Nyoman Nuyasa, Made Suwismaya, dan Ari Sudarma.

Ia menegaskan, pameran yang akan digelar selama tiga hari penuh itu diharapkan menggairahkan semangat perupa-perupa Buleleng, terutama yang selama ini konsisten berkarya. Sehingga pasca pameran seni rupa nanti, wujud kreatifitas perupa Buleleng dapat dilihat lebih dekat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hari Ini, Pameran Saudi Tourism Authority Digelar di Kota Kasablanka

Hari Ini, Pameran Saudi Tourism Authority Digelar di Kota Kasablanka

Travel Update
5 Kampung Wisata di Surabaya, Ada Kampung Arab

5 Kampung Wisata di Surabaya, Ada Kampung Arab

Jalan Jalan
Kadispar Bali Soal Syuting Pick Me Trip: Boleh Promosi Wisata, Asal Ikut Regulasi

Kadispar Bali Soal Syuting Pick Me Trip: Boleh Promosi Wisata, Asal Ikut Regulasi

Travel Update
5 Tempat Belanja Oleh-oleh di Solo, Jawa Tengah, Awas Kalap

5 Tempat Belanja Oleh-oleh di Solo, Jawa Tengah, Awas Kalap

Jalan Jalan
Hotel Accor Tawarkan Paket Menginap dan Tiket Java Jazz Festival 2024

Hotel Accor Tawarkan Paket Menginap dan Tiket Java Jazz Festival 2024

Travel Update
5 Kota dengan Potensi Wisata MICE Tertinggi di Indonesia Menurut PHRI

5 Kota dengan Potensi Wisata MICE Tertinggi di Indonesia Menurut PHRI

Travel Update
 Angkringan Puncak Bibis, Angkringan dengan Sentuhan Modern

Angkringan Puncak Bibis, Angkringan dengan Sentuhan Modern

Hotel Story
630 Jemaah Umrah Berlebaran di Tanah Suci bersama Ustazah Oki Setiana Dewi

630 Jemaah Umrah Berlebaran di Tanah Suci bersama Ustazah Oki Setiana Dewi

Travel Update
Pemerintah Kota Bangkok Keluarkan Peringatan Panas Ekstrem

Pemerintah Kota Bangkok Keluarkan Peringatan Panas Ekstrem

Travel Update
Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

Gunung Everest, Atap Dunia yang Penuh Sampah

Travel Update
Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Angkringan Timbangan Tebu di Yogyakarta yang Hits dan Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

JAB Fest Kombinasikan Seni dan Literasi, Dipercaya Dongkrak Wisatawan Minat Khusus di DIY

Travel Update
8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

8 Oleh-oleh Khas Gorontalo, Ada Kopi hingga Kain

Jalan Jalan
Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Rencana Pemindahan Lukisan Mona Lisa, Apa Masih di Louvre?

Travel Update
5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

5 Pusat Oleh-oleh di Makassar, Bawa Pulang Makanan atau Kerajinan Tangan

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com